MinyaKita Naik Harga, Ini Respons dari Berbagai Pihak dalam Menyikapinya

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - MinyaKita merupakan produk minyak gorengan bungkusan rakyat nan diluncurkan massal oleh pemerintah sejak 6 Juli 2022 lalu. Dilansir dari kemendag.go.id, MinyaKita telah diedarkan nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000/liter. Minyak ekonomis ini diluncurkan pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia membeli minyak goreng dengan nilai terjangkau tetapi kualitas tetap memenuhi BPOM.

Baru-baru ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perekonomian tengah membahas kemungkinan naiknya nilai MinyaKita menjadi Rp15.500 per liter. Pembicaraan tersebut tetap melalui tahap obrolan termasuk mempertimbangkan kenaikan nilai dengan mengubah revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 49 tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Meskipun demikian rumor ini juga menjadi perdebatan di sejumlah kalangan berikut repons-reponsnya.

1. Walikota Pekalongan sebut kenaikan tidak terlalu memberatkan

Dikutip dari pekalongankota.go.id, berita naiknya nilai MinyaKita ditanggapi oleh HA Afzan Arslan Djunaid selaku Walikota Pekalongan. Menurutnya kenaikan dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dirasa tidak terlalu memberatkan warga. Selain itu, Afzan juga berambisi agar kestabilan nilai peralatan pokok tetap dijaga oleh pemerintah pusat dan kenaikannya tidak terlalu signifikan. 

2. Ditjen Kemendag Memastikan Kenaikan Harga Melibatkan Lembaga dan Stakeholder Terkait

Bambang Wisnubroto selaku Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Ditjen Kemendag meyakinkan masyarakat bahwa kenaikan HET bakal melalui beragam pertimbangan serta obrolan nan melibatkan lembaga mengenai dan juga stakeholder. Menurut Bambang ini merupakan langkah krusial agar penerapan HET MinyaKita terbaru nantinya sesuai dengan kebijakan dan menarget masyarakat tanpa mengganggu daya belinya.

3. Direktur Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Menyebut Tidak Ada Kenaikan Biaya Produksi MinyaKita

Isu kenaikan HET MinyaKita telah terendus sejak Januari 2024 lampau dan mendapat respons dari Direktur GIMNI Sahat Sinaga. "Itu bukan diproduksi, itu di trading di jalan itu. Karena di kita enggak ada naiknya, nilai CPO itu tetap Rp11.200 per kilogram," jelas Sahat. Menurutnya tidak ada urgensi nan berfaedah untuk meningkatkan HET MinyaKita lantaran nilai bahan bakunya tetap stabil. Lonjakan nilai MinyaKita justru dilakukan oleh pelaku upaya pada bagian pengedaran nan oleh Sahat disarankan untuk dipegang oleh BUMN saja agar tertib dan terarah.

4. Produsen Minyak Sawit Menyayangkan Kenaikan MinyaKita

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono buka-bukaan mengenai karena naiknya HET MinyaKita. Kenaikan nilai disebut atas realisasi Domestic Market Obligation (DMO) nan menurutnya tidak bisa sepenuhnya disalahkan, lantaran lemahnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) di beberapa waktu terakhir. Penurunan ekspor CPO akibat permintaan dunia nan melandai, menurut Eddy tidak semestinya MinyaKita dinaikkan HET-nya lantaran nilai CPO tetap tidak terlalu tinggi.

Pilihan Editor: Jika Harga BBM Naik 

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis