TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun, mengatakan dirinya tak cemas bakal kemungkinan kekuasaan Cina jika Indonesia memutuskan berasosiasi ke BRICS. Cina merupakan salah satu negara dengan ekonomi besar nan ikut menjadi pendiri dari forum BRICS. Pernyataan tersebut menanggapi kekhawatiran sejumlah kalangan terhadap langkah Presiden Prabowo untuk membawa Indonesia sebagai personil BRICS.
“Mereka (anggota BRICS) saling mengimbangi,” kata Misbakhun ketika ditemui di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Menurut Misbakhun, bergabungnya Indonesia ke BRICS dapat memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara selatan. Terlebih, kata Misbakhun, sejak era Soeharto Indonesia sudah aktif menginisiasi hubungan selatan-selatan.
“Pak Menteri Luar Negeri kan sudah menyampaikan bahwa ini memperkuat hubungan Selatan. Dan pak Harto dulu juga menginisiasi hubungan selatan-selatan,” kata Misbakhun di depan para wartawan.
Ia juga menilai, BRICS dapat menjadi nilai penyeimbang dalam tataran geopolitik dan kerjasama ekonomi internasional. Oleh lantaran itu, dirinya menilai keputusan Indonesia untuk ikut berasosiasi ke dalam BRICS adalah keputusan nan tepat untuk diambil.
“BRICS itu menjadi penyeimbang terhadap geopolitik dan kerjasama ekonomi internasional,” ucap politikus Golkar tersebut.
Iklan
Sebelumnya dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat, 25 Oktober 2024, Indonesia telah menyampaikan kemauan berasosiasi dengan BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 23-24 Oktober 2024. Dengan pengumuman tersebut, maka proses Indonesia untuk berasosiasi menjadi personil BRICS telah dimulai.
Sementara itu, Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, beranggapan Indonesia dapat mengambil skenario terbaik nan dapat diambil, ialah dengan berasosiasi ke forum BRICS maupun ke Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Hal itu, kata Wijayanto, dapat mendongkrak profil internasional serta meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata global.
Fachri Hamzah ikut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Pilihan Editor: Kejagung Tetapkan Tom Lembong Tersangka Impor Gula, Beberapa Kali Beda Pendapat dengan Bahlil Soal Hilirisasi dan IKN