Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani menilai usulan Presiden kedua RI, Soeharto sebagai pahlawan nasional mestinya tak lagi menimbulkan polemik publik.
Muzani merujuk pada keputusan MPR nan telah mencabut nama Soeharto dari Ketetapan (TAP) MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang perintah untuk menyelenggarakan pemerintahan nan bersih tanpa Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN).
"Kalau dari sisi MPR kan pada periode lampau nan berkepentingan sudah dinyatakan klir, dalam makna sudah menjalankan proses seperti nan ditetapkan dalam TAP MPR sehingga harusnya juga itu tidak menimbulkan problem lagi," kata Muzani dalam keterangannya, Jumat (24/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Muzani mengaku pihaknya menyerahkan sepenuhnya usulan itu kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dia meyakini Presiden mempunyai pertimbangan nan matang didasarkan pada peran dan hormat Soeharto saat menjadi Presiden.
"Jadi saya kira tunggu gimana keputusan presiden untuk memberi gelar pahlawan nasional kepada tokoh nan dipilih," katanya.
Soeharto masuk dalam daftar 40 nama nan diusulkan sebagai pahlawan nasional. Daftar nama itu telah resmi diserahkan kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa (21/10) siang.
Selain Soeharto, beberapa nama lain nan diusulkan antara lain, Marsihan Gus Dur ustadz asal Bangkalan, Syaikhona Muhammad Kholil; Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri; KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang; Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf dari Sulawesi Selatan; serta Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin dari Jakarta (mantan Gubernur Jakarta).
Namun, usulan Soeharto menuai kritik. Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning mengaku heran dengan usulan itu. Dia mempertanyakan dasar kepantasan Soeharto mendapat gelar pahlawan.
"Ya jika catatan ku sih, pahlawan apa ya? nan hanya bisa membunuh jutaan rakyatnya nan tak bersalah. Apa layak dikasih gelar pahlawan," kata Ribka saat dihubungi, Kamis (23/10).
Politikus PDIP, Guntur Romli mengaku miris dengan usulan Soeharto sebagai pahlawan. Menurut dia, usulan itu seakan menukar Soeharto dengan gelar pahlawan Gus Dur dan Marsinah, nan namanya juga masuk dalam daftar 40 nama nan diusulkan.
Padahal, kata Guntur, Gus Dur maupun Marsinah dikenal kepahlawanannya lantaran melawan Soeharto.
"Padahal Gus Dur dan Marsinah dikenal melawan Soeharto dan Orde Baru maka, secara logika tidak mungkin semuanya disebut pahlawan," kata dia.
(thr/isn)
[Gambas:Video CNN]
2 hari yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·