TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) namalain BSI menjadi sorotan publik usai keputusan PP Muhammadiyah menarik seluruh dananya nan mencapai belasan triliun rupiah di BSI. Pengumuman pemindahan biaya ini tertuang dalam sebuah memo dari Muhammadiyah dengan nomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana.
“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi biaya simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain nan selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah,’ demikian tertulis dalam memo soal penarikan rekening suoer jumbo tersebut.
Di sisi lain, BSI juga tercatat mempunyai nilai total aset nan besar. Lantas, berapa jumlah aset BSI saat ini?
Dilansir dari laman resmi Bank Syariah Indonesia Pada kuartal I 2024, BSI mencatat aset sebesar Rp 358 triliun alias tumbuh 14,25 persen. Return On Asset (ROA) tercatat 2,51 persen, return on equity (ROE) 18,30 persen, financing to deposit ratio (FDR) 83,05 persen dengan non-performing financing (NPF) gross 2,01 persen serta cash coverage 196,61.
Lebih spesifik, BSI mencetak untung senilai Rp 1,71 triliun pada kuartal pertama 2024. Pencapaian tersebut ditopang oleh pengumpulan biaya pihak ketiga (DPK) nan tumbuh sebesar 10,43 persen secara tahunan alias year-on-year (yoy). Jumlah DPK mencapai Rp 297 triliun nan didominasi oleh biaya murah. Kemudian, tabungan tercatat tumbuh 8,75 persen dan giro tumbuh hingga 10,52 persen.
Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan BSI pada kuartal I 2024 mencapai Rp 247 triliun alias tumbuh 15,89 persen yoy. Dari nilai tersebut, sebesar 54,62 disalurkan kepada segmen consumer. Kemudian, sebesar 27,81 persen disalurkan ke segmen wholesale dan 17,56 persen ke segmen retail.
Pada segmen konsumer, pembiayaan terbesar disalurkan untuk pembiayaan griya, mitraguna, pensiun, upaya emas, oto, cicil emas dan hasanah card. Kemudian untuk pembiayaan berkelanjutan, BSI menyalurkan Rp 59,2 triliun, nan didominasi oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 46,6 triliun. Disusul sustainable agriculture Rp 4,9 triliun, daya terbarukan Rp 0,9 triliun, dan proyek hijau lainnya sebesar Rp 0,6 triliun.
Per Maret 2024, jumlah pengguna BSI Mobile melonjak 29,35 persen yoy menjadi 6,70 juta orang. BSI Mobile mencatatkan jumlah transaksi mencapai 118,5 juta dengan volume transaksi senilai Rp 145,1 triliun. Jumlah pengguna nan membuka rekening secara daring tercatat 93,6 persen dari pengguna baru BSI per kuartal I 2024.
Lalu, jumlah merchant QRIS hingga Maret 2024 mencapai 320 ribu alias naik 80,84 persen dengan jumlah transaksi sebanyak 5,85 juta senilai Rp 551 miliar. BSI juga mencatat jumlah BSI pemasok mencapai 91 ribu dengan total 5,7 juta transaksi dan volume sebesar Rp 13,2 triliun.
Pada tahun lalu, total aset BSI mencapai Rp 353,62 triliun. Angka ini meningkat 15,67 persen alias Rp 47,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 305,73 triliun. Adapun total pendapatan pengelolaan biaya sebagai mudharib di 2023 mencapai Rp22.25 triliun. Ini meningkat 13,40 persen alias Rp2.63 triliun dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp 19,62 triliun.
BSI membukukan untung bersih pada 2023 sebesar Rp 5.70 triliun. Lebih tinggi 33,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,26 triliun alias 110,72 persen dari rencana upaya bank. Kemudian ekuitas BSI meningkat menjadi 15,62 persen alias Rp.5,23 triliun. Fee based income tumbuh 13,60 persen, sehingga menjadi Rp4,2 triliun meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp3,7 triliun.
Dikutip dari Koran Tempo jenis 24 Juli 2023, total aset BSI tumbuh 15 persen menjadi Rp 306 triliun pada kuartal IV 2022. Kemudian pembiayaan BSI tumbuh 21 persen (voy) menjadi Rp 208 triliun. Sebelumnya, pada Kuartal III-2022 BSI membukukan untung bersih sebesar Rp 3,21 triliun. Perolehan untung bersih tersebut meningkat sebesar 42 persen secara tahunan alias year on year (yoy).
Pada 2021, BSI mencatatkan aset Rp 265,29 triliun per Desember 2021. Pembiayaan nan disalurkan mencapai Rp 171,29 triliun alias tumbuh 9,32 persen yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 233,25 triliun alias tumbuh 11,12 persen yoy. Perseroan sukses membukukan untung bersih Rp 3,03 triliun alias tumbuh 38,42 persen yoy. Cash coverage tumbuh 14,57 persen yoy, sedangkan kualitas pembiayaan (NPF) net tejaga di level 0,87 persen alias turun 0,25 persen yoy.
BSI juga mencatat jumlah user BSI Mobile mencapai 3,47 juta user alias tumbuh 127 persen. Jumlah transaksi tumbuh 169 persen hingga mencapai 124,54 juta transaksi. Adapun, volume transaksi mencapai Rp 150,84 triliun alias tumbuh 200 persen.
KHUMAR MAHENDRA | KODRAT SETIAWAN | ARRIJAL RACHMAN | DINI DIAH
Pilihan editor: DPR Minta BUMN Evaluasi Manajemen BSI