Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Bata menutup pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat, diduga lantaran kalah bersaing. Akibat penutupan ini, 223 tenaga kerja di-PHK.

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata ini lantaran pertimbangan perusahaan nan kudu melakukan efisiensi alias kalah bersaing dengan produk baru.

"Kalau masalah ada pabrik nan tutup, sebuah upaya itu naik turun lantaran kondisi, lantaran mungkin efisiensi, lantaran kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi saat ditemui usai meresmikan IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa, 7 Mei 2024.

Di sisi lain, Jokowi menekankan bahwa tutupnya pabrik perusahaan dalam negeri berjulukan PT Sepatu Bata Tbk itu tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Hal itu lantaran Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan I-2024.

Presiden pun menilai pertumbuhan ekonomi nasional 5,11 persen menumbuhkan optimisme di tengah resesi dunia nan terjadi saat ini.

"Tapi nan jelas secara makro, perkembangan ekonomi kita sangat baik 5,11 (persen)," katanya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penutupan pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk adalah upaya perusahaan untuk melakukan transformasi bisnis, sehingga perseroan dapat kembali sehat dan efisien.

"Mereka sedang melakukan transformasi upaya dan menyesuaikan aktivitas bisnisnya agar lebih efisien. Kita ketahui berbareng mereka telah menjual aset dalam rangka menjadikan perusahaan kembali sehat dan efisien," katanya.

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 1994 dan resmi ditutup per 30 April 2024.

Penghentian produksi pabrik sepatu nan berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta itu telah diumumkan melalui keterbukaan info di Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024.

Director and Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko dalam keterangannya kepada BEI pada 2 Mei 2024 menjelaskan argumen dari penutupan pabrik di Purwakarta lantaran perusahaan tak bisa lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.

Hatta menjelaskan permintaan pengguna terhadap jenis produk nan dibuat di pabrik juga terus menurun dan kapabilitas produksi pabrik jauh melampaui kebutuhan nan bisa diperoleh secara berkepanjangan dari pemasok lokal di Indonesia, sehingga pabrik pun terpaksa ditutup.

"Sepatu Bata Tbk telah melakukan beragam upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen nan begitu cepat," kata Hatta.

Kenangan Tersendiri

Iklan

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengaku mempunyai kenangan tersendiri dengan produk dasar kaki dari merek legendaris Bata.

"Saya punya kenangan, tiap saya beli sandal dulu, sebelum di Jawa Barat (jadi Pj Gubernur) saya beli sandal kulit di Bata. Itu lantaran harganya juga relatif murah," kata Bey di Gedung Sate Bandung, Senin.

Atas tutupnya pabrik Bata nan ada di Purwakarta, Jawa Barat, Bey mengaku menyayangkan perihal tersebut, namun dia bisa mengerti dengan keadaan nan dialami oleh dasar kaki nan didirikan pengusaha Ceko-Kanada, Tomas Jan Bata, nan mengalami kerugian empat tahun berturut-turut.

"Bata itu dalam pernyataan resminya, sudah empat tahun berturut-turut mengalami kerugian sehingga mereka menghentikan usahanya, dan bakal menyelesaikan tanggungjawab kepada tenaga kerja sesuai dengan patokan nan berlaku," ujar Bey.

Dia mengharapkan perihal tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak khususnya pengusaha, dalam menyikapi perkembangan bumi nan sangat sigap sehingga dibutuhkan inovasi.

"Inovasi adalah kata kunci, intinya kita kudu selalu ada penemuan jangan terbuai dengan nama besar. Bata dulu sangat dikenal di mana-mana. Sudah banyak pengalaman, entah BlackBerry entah apapun. Jadi gimana Korea bisa maju, lantaran inovasinya di bagian elektronik," ucap Bey.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa penutupan itu berakibat pada sedikitnya 223 tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja, namun Bata sendiri telah proaktif berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja Jawa Barat dan Kabupaten Purwakarta, serta menyatakan bakal memenuhi hak-hak para pekerja.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) memaparkan beragam tekanan nan dialami industri dasar kaki tahun ini pasca pandemi nan menurunkan daya beli. Direktur Eksekutif Aprisindo, Firman Bakrie, mengatakan keadaan ekonomi berpengaruh pada ketahanan bisnis.

“Perekonomian masyarakat merosot lantaran inflasi, dalam keadaan ini kami kudu bersaing dengan kebutuhan pokok,” kata dia kepada Tempo, 5 Mei 2024. 

Tahun ini, inflasi pangan cukup memukul perekonomian. Akhirnya industri melakukan langkah efisiensi agar nilai produk tidak naik dan berkekuatan saing. Seperti berkompetisi ketat dalam perihal bahan baku, kualitas, penemuan model dan tren, hingga efisiensi tenaga kerja. 

Selain itu, dia mengatakan, bahan baku tetap menjadi tantangan pebisnis khususnya setelah adanya patokan pengetatan impor. Sebagian besar bahan baku industri sepatu tetap menggunakan tekstil, dan patokan membikin birokrasi jadi tambah panjang dan mahal. Karena itu dia berambisi Pemerintah memberikan kemudahan khususnya bagi industri manufaktur nan padat modal.

ANTARA | ILONA ESTHERINA

Pilihan Editor Eko Patrio Dicalonkan Masuk Kabinet oleh PAN, Menteri Apa?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis