Pelamar CPNS Pertanyakan Duit Pembelian Meterai Digital yang Gagal ke Peruri

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Informasi pemulihan jasa meterai digital dari Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia alias Peruri mendapatkan banyak kritik. Protes itu disampaikan langsung oleh pendaftar calon pegawai negeri sipil (CPNS) di akun IG @peruri.indonesia.

Dalam unggahan "Peruri Terus Berupaya Maksimal Memulihkan Layanan e-Meterai", nan menyampaikan tentang pemulihan dan peningkatan kapabilitas infrastuktur web unik jasa pembelian e-meterai untuk pendaftar CPNS 2024. Peruri menyebut problem terjadi lantaran antusiasme pendaftar nan mengalami lonjakan sehingga mengakibatkan antrian panjang. Ada banyak warganet mengeluhkan pengembalian duit pembelian meterai tersebut.

"Tiga hari lonjakan apa woi, kocak. Gua dari tanggal 21 beli e-meterai dan udah bayar, malah status di website menunggu pembayaran terus. Tanggal 22 Agustus gua cek lagi malah Qris kadaluarsa. Lu kemanain duit gua itu, gua beli 10. Gua kirim pesan ke Helpdesk tapi gak ada respons apa pun. Gua mutusin beli lagi tanggal 29 Agustus dan tetap 0 kuota, padahal gua udah bayar. Total gua beli 15 materai. Tanggung jawab kalian," kata @_your_neded, menanggapi unggahan Peruri.

@risa_oktavia, meminta Peruri tak memaksakan pelayanan e-meterai berbasis daring jika pemulihan prasarana tersebut belum maksimal seratus persen. Menurut dia, dalam pembayaran pembelian meterai sangat lancar. "Tapi konfirmasi setelah dibayar malah zonk banget," kata dia, mengomentari penjelasan Peruri di IG tersebut.

Minimal, kata @risa_oktavia, jika sistem nan disiapkan Peruri tak bisa membaca secara otomatis pembayaran nan sudah berhasil, Peruri perlu membikin menu berisi pilihan untuk mengunggah arsip pembayaran. "Kek model Traveloka alias Merchant sejenisnya. Jadi bisa juga dicek secara manual buat bukti pembayaran. Jadi orang gak harus kerja dua kali buat ke Helpdesk alias e-mail buat klaim," tutur dia.

Selain itu, dia mengeluhkan proses refund yang memerlukan banyak syarat. "Pake dipotong 25 persen lagi, buat beli aja udah kalian kasih admin Rp 2.500, giliran kandas lantaran sistem kalian, malah duit kami kalian potong. Lawak banget nih," ucap @risa_oktavia.

Akun @ivyarini, menimpali dengan meminta Peruri agar berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Nasional lantaran ada masalah teknis dalam jasa pembelian materai elektronik tersebut. Dia menyarankan dua hal, ialah Peruri dapat membantu menyarankan kepada pihak BKN untuk memperpanjang pemisah pendaftaran hingga jasa e-materai pulih kembali.

Kedua, kata @ivyarini, jika terdapat kemungkinan jasa belum dapat pulih dalam waktu dekat, pihak peruri mungkin dapat menyarankan BKN untuk menempuh pengganti lain, seperti penggunaan materai offline. "Setidaknya pejabat @peruri.indonesia koordinasi dengan @bkngoidofficial mengenai persoalan ini, udah selayaknya management@peruri.indonesia bertanggung jawab. Harusnya ngga perlu diajarin," 
 kata @pariwisata.gayo, menimpali.

Iklan

Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya tak merespons pesan konfirmasi perihal perbaikan jasa pembelian materai elektronik. Tempo telah mengirim pesan dan menelepon ke nomor teleponnya sejak 7 dan 8 September 2024. Namun pesan dan panggilan telepon belum dijawab hingga tulisan ini ditulis.

Dalam penjelasan Peruri, menjelang penutupan pendaftaran calon aparatur sipil negara alias ASN, , web jasa e-meterai mengalami lonjakan penggunaan. Hal itu mengakibatkan adanya antrian  panjang bagi pengguna nan mau mengakses jasa e-meterai. Hal ini mengakibatkan perlambatan pelayanan e-meterai melalui web.

Peruri menyatakan meminta maaf lantaran terjadi problem dalam proses pembelian dan pembubuhan meterai elektronik. Khususnya dalam proses pendaftaran ASN 2024. "Kami sedang melakukan upaya terbaik memulihkan kualitas jasa agar website meterai elektronik dapat berfaedah secara penuh kembali," tulis @peruri.indonesia.

Sebelumnya, Dwina mengatakan menjamin kuota e-meterai nan sudah dibeli tidak bakal lenyap dan bakal kembali secara bertahap. Meterai elektronik nan telah dibeli dapat dipergunakan untuk beragam kebutuhan arsip digital nan memerlukan pembubuhan meterai dan tidak mempunyai masa kadaluarsa.

Demi menjaga kelancaran sistem dan antrean layanan, Peruri melakukan langkah-langkah prioritas layanan, seperti penyelesaian antrean pembubuhan (stamping) nan sudah dalam proses, serta pembaharuan kuota untuk akun nan sudah sukses melakukan pembayaran. "Sedangkan untuk jasa pembelian kuota dan registrasi akun baru, bakal dilakukan pembukaan akses jasa secara berkala dengan mempertimbangkan beban antrean nan sedang berlangsung," kata dia, dalam keterangannya pada Jumat, 6 September 2024.

Pilihan Editor: Peruri Jamin e-Meterai nan Sudah Dibeli Tidak Hilang

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis