TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat investor dari Surat Berharga Negara (SBN) ritel terus naik signifikan. Pemerintah memasang sasaran dari publikasi SBN ritel lebih tinggi dari 2024.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan total publikasi SBN pada 2024 meraup Rp 148,5 triliun. Angka tersebut terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami bakal menjaga trajectory ini dengan mendorong publikasi SBN ritel nan lebih besar pada tahun 2025. Secara normatif, minimal lebih besar dari 2024,” ujarnya kepada Tempo, dikutip Rabu, 15 Januari 2025.
Suminto memaparkan total biaya nan didapat dari publikasi SBN ritel terus naik. Dari Rp 37,6 triliun pada 2018, lampau naik jadi Rp 76,8 triliun pada 2020, meningkat lagi menjadi Rp 107,4 triliun pada 2022 dan Rp 148,5 triliun pada 2024.
Hal tersebut, kata dia, didukung oleh jumlah penanammodal nan terus meningkat dari tahun ke tahun, termasuk penanammodal baru. Pada 2018, jumlah penanammodal SBN ritel hanya 71.045. Tahun 2024 jumlah penanammodal mencapai 258.391 dengan 102.236 di antaranya merupakan penanammodal baru.
Sehingga total penanammodal outstanding SBN ritel meningkat signifikan dari 71 ribu penanammodal pada 2018 menjadi lebih dari 600 ribu penanammodal pada 2024. “Rasio penanammodal baru bervariasi setiap tahunnya, tetapi berada di kisaran 20 persen hingga 30 persen dalam lima tahun terakhir, mencerminkan pertumbuhan nan berkelanjutan,” ujarnya.
SBN Ritel adalah produk investasi nan dapat dibeli oleh masyarakat umum alias penanammodal ritel. Produk ini diterbitkan oleh pemerintah sebagai instrumen utang untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Suminto mengatakan publikasi SBN Ritel mempunyai beberapa kontribusi penting. Selain memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN juga mendukung pengembangan dan pendalaman pasar finansial domestik, dengan memperluas pedoman penanammodal dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam investasi.
Pembiayaan lewat SBN ritel juga berkontribusi pada inklusi finansial dan peningkatan literasi finansial masyarakat.
Pemerintah bakal kembali menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel sepanjang 2025. Tahun ini Kementerian Keuangan menjadwalkan penawaran untuk 8 seri baru SBN ritel. Menyitir laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Obligasi Negara Ritel (ORI) bakal jadi jenis SBN ritel nan ditawarkan pertama kali tahun ini. Penawaran bakal dilakukan pada 27 Januari hingga 20 Februari 2025.