TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menilai pemerintahan Prabowo-Gibran bakal menghitung ulang megaproyek seperti makan bergizi gratis dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal tersebut berkaca pada kondisi ekonomi dunia nan tak stabil serta nilai tukar rupiah nan terus melemah. “Saya kira bakal dikalkulasi ulang prioritas logis nanti. Hal itu nan sekarang lagi dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional,” ujar Tauhid Ahmad saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad, 23 Juni 2024.
Tauhid mengatakan, pemerintah sekarang tengah menyesuaikan anggaran dengan RPJMN untuk pemerintahan baru. Namun, penyesuaian itu baru di sisi prioritas. Bila anggaran terealisasi, dia mengatakan, pada tahun-tahun berikutnya pemerintah kudu merealokasi sehingga memangkas anggaran kementerian alias lembaga lain.
Megaproyek seperti IKN, menurut Tauhid kudu ditopang investasi. Namun, menurutnya pihak swasta sedang menunggu kepastian dari penerintah. Sebab, dengan kondisi sekarang, nominal nan kudu diinvestasikan sangat besar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengingatkan pemerintah Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara alias APBN saat membentuk program-program pada era pemerintahannya kelak.
Bendahara Negara menyampaikan ini usai rapat Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis sore, 20 Juni 2024.
Iklan
Sri Mulyani menjelaskan beberapa dugaan makro nan telah disepakati pemerintah adalah pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5 persen, inflasi 1,5-3,5 persen, dan nilai tukar rupiah Rp15.300-15.900 per dolar Amerika Serikat (AS). Lalu ada suku kembang SBN 6,9-7,2 persen, nilai minyak 80-85 dollar AS per barel, lifting minyak 600-605 ribu barrel per hari, lifting gas 1.003.000 sampai 1.047.000 barel ekuivalen minyak per hari.
Mengenai APBN 2024 bakal dijaga dengan memandang pergerakan kurs, nilai minyak, maupun dari sisi SBN dan imbal hasilnya. “Pesannya adalah APBN tetap dijaga secara hati-hati lantaran ini adalah instrumen penting,” kata Sri Mulyani.
Pilihan editor: Ada Potensi Defisit Anggaran Bakal Mepet Kalau Pemerintah Luaskan Program Makan Bergizi Gratis
HAN REVANDA PUTRA