Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi mengungkap kebenaran baru mengenai kasus dugaan penyalahgunaan kewenangan pemblokiran situs gambling online yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menyebut para pemilik alias pengelola situs gambling online rutin menyetorkan duit tiap dua pekan agar situs mereka tak diblokir.
"Uang tersebut sudah disetor setiap dua minggu sekali bakal dikeluarkan dari list tersebut," kata Wira kepada wartawan, Selasa (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Wira belum membeberkan ihwal jumlah duit nan rutin disetor oleh para pemilik ataupun pengelola situs gambling online ini.
Namun, dari pengakuan salah satu tersangka, mereka mengaku mendapat hadiah sebesar Rp8,5 juta dari setiap situs. Pengakuan ini disampaikan saat polisi menggeledah 'kantor satelit' nan berlokasi di sebuah ruko di Grand Galaxy, Kota Bekasi pada Jumat (1/11) lalu.
Masih menurut pengakuan salah satu tersangka, sindikat pelindung situs gambling online di Komdigi juga sukses melindungi 1.000 dari sekitar 5.000 situs gambling online nan semestinya mereka blokir.
Wira menyebut dengan bayar duit setoran itu, maka pemilik alias pengelola situs gambling online mendapat 'jaminan' bakal dikeluarkan dari daftar. Diketahui, daftar itu berisi kumpulan situs gambling online nan nantinya bakal diblokir oleh Komdigi. Disampaikan Wira, daftar nan telah 'dibersihkan' barulah kemudian disetorkan untuk dilakukan proses pemblokiran.
"Setelah list website nan sudah dibersihkan, maka AK (salah satu tersangka utama) bakal mengirim daftar web ataupun list web gambling online tersebut kepada tersangka R untuk dilakukan pemblokiran," ujarnya.
Polda Metro Jaya telah menetapkan 15 orang tersangka dalam kasus dugaan penyalahgunaan kewenangan untuk menutup situs gambling online nan melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dari 15 tersangka ini, 11 di antaranya merupakan pegawai Komdigi.
Dari belasan tersangka itu, tiga di antaranya adalah AK, AJ, dan A. Ketiganya adalah orang nan mengendalikan operasional 'kantor satelit'.
Polisi turut mengungkapkan sosok AK pernah mengikuti seleksi penerimaan calon tenaga pendukung teknis sistem pemblokiran konten negatif nan berkarakter terbatas di Kementerian Komdigi pada tahun 2023. Namun, dia dinyatakan tak lulus seleksi.
Meski tak lulus, rupanya AK tetap dipekerjakan di Kementerian Komdigi. Bahkan, AK mendapat kewenangan untuk mengatur pemblokiran situs gambling online.
"Faktanya tersangka AK kemudian dipekerjakan dan diberikan kewenangan untuk mengatur pemblokiran website pertaruhan online, dan artinya bahwa tersangka AK betul-betul mempunyai kewenangan untuk pemblokiran website pertaruhan online," ucap Wira.
Disampaikan Wira, saat ini interogator Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya tetap mendalami argumen AK tetap dipekerjakan di Kementerian Komdigi padahal tak lulus dalam proses seleksi.
(dis/DAL)
[Gambas:Video CNN]