Petugas Damkar Depok: Pimpinan Cuek Saja Alat-alat Usang dan Rusak

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Sandi Butar Butar, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok buka bunyi mengenai video 'room tour' nan mengeluhkan gergaji mesin hingga rem tangan mobil damkar tidak berfaedah dengan baik.

Sandi mengaku argumen dirinya membikin video tersebut lantaran sudah jengah dengan keluhan masyarakat. Ia menyebut kerap kali masyarakat nan meminta support ke petugas damkar melakukan komplain.

"Kalau untuk argumen saya ya lantaran memang dari tahun 2015 sampai sekarang saya kerja begah juga ya, kita dapat komplain dari masyarakat. Terus kita udah bilang pimpinan, tapi ketua kayak cuek saja gitu," kata Sandi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandi menyebut ketua kerap kali berkilah soal prosedur mengenai kerusakan alat-alat petugas damkar. Tapi, menurut Sandi, argumen itu tak cukup menjawab keluh kesah dari masyarakat.

"Mikir saja logika, apa masyarakat mau tahu, kan masyarakat tahunya hubungi pemadam, pemadam kudu sampai ke TKP, nan dimaki-maki kan kita, bukan pejabat, kita nan dimaki-maki, kita nan kena komplain, kita lapor ke pimpinan, ketua tak bersuara saja, ya begah kita juga," ujarnya.

Sandi menjelaskan kerusakan perangkat itu cukup berakibat pada keahlian alias tugas dari petugas damkar. Misalnya soal perangkat senso (gergaji mesin) nan tidak memadai.

"Berdampak banget sama seperti senso itu kita di UPT Cimanggis, apalagi di UPT-UPT lainnya kita juga banyak saksi dari masyarakat, tanya aja, ada masyarakat nan komplain ke sini mengenai pohon tumbang, kemarin musim hujan angin kenceng banyak nan roboh, kita enggak ada senso," ucap dia.

Di sisi lain, Sandi turut menyoroti pernyataan Wakil Wali Kota (Wawalkot) Depok Imam Budi Hartono nan meminta aparatur sipil negara (ASN) maupun non-ASN di Depok tidak membawa persoalan keluar dari lembaga.

"Ini kan lembaga negara, duit dari rakyat, ya rakyat kudu tahu dong, selain lembaga nan pribadi, perusahaan pribadi itu kan duit pribadi, jika ini kan duit rakyat," ujarnya.

Lebih lanjut, Sandi mengaku hingga saat ini dirinya tetap bekerja seperti biasa setelah video room tour itu menjadi viral. Ia juga menyatakan tak ada hukuman nan dia terima buntut video tersebut.

Namun, Sandi mengungkapkan dirinya dan tiga orang lainnya bakal dipanggil untuk menjalani proses pembinaan pada Selasa (23/7) besok.

"Bukan pemeriksaan sih, tapi pembinaan, itu teguran secara halus, apa nan kudu dibina dari saya dan teman-teman, orang bener kok, kan gitu, menyuarakan kebenaran masa kita dibina gitu," katanya.

Sebelumnya, video memperlihatkan petugas Damkar Kota Depok mengeluhkan gergaji mesin dan rem tangan mobil tidak berfaedah maksimal.

Dari video nan dilihat, Kamis (18/7), terlihat petugas damkar 'room tour' memvideokan satu per satu perangkat operasional nan tidak maksimal. Pertama, dia mengeluhkan 2 gergaji mesin nan rusak.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang room tour di instansi Pemadam Kebakaran Kota Depok. Ya, silakan untuk penduduk masyarakat Kota Depok, saya minta maaf sekali. Setiap ada telepon di UPT kami dan UPT-UPT lainnya mengenai pohon tumbang. Bukan kami tidak mau mengerjakan, tapi sensor kami rusak," kata petugas damkar, Sandi, dalam video tersebut.

Kadis Damkar Depok Adnan Mahyudin menjelaskan pemeliharaan unit dilakukan secara berkala. Adnan kemudian mengakui perihal gergaji mesin duit rusak. Dia mengatakan andaikan petugas meminta pertolongan, bisa meminta tolong juga untuk ditangani DLHK.

"Memang gergaji sedang rusak, tetapi andaikan minta pertolongan misalkan pohon tumbang, maka leading sector ada DLHK, kita bisa juga menyampaikan kepada DLHK," ujar Adnan saat dihubungi.

Adnan juga menjelaskan soal mobil damkar nan dikeluhkan. Dia mengaku ada hambatan kehadiran spare part mobil Damkar.

Dia juga mengatakan tak semua mobil damkar di UPT itu rusak. Dia menyebut tetap ada mobil nan siap untuk digunakan.

(dis/fra)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional