Pidato Lengkap Kenegaraan Jokowi di Akhir Masa Jabatan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi pada hari ini membacakan pidato dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) serta Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Tahun 2024 tentang Laporan Kinerja Lembaga-Lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan Dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Berikut isi pidato komplit Jokowi nan tampak datang mengenakan busana Bangsawan Ujung Serong unik Betawi di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.

Bismillahirrahmanirrahim,
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua,

Shalom om swastyastu namo buddhaya,

Salam kebajikan.

Yang saya hormati, Wakil Presiden Bapak Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Estu Ma’ruf Amin,

Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Yang saya hormati Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,

Yang saya hormati Bapak Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno,

Yang saya hormati Bapak Dr. (H.C.) H. Muhammad Jusuf Kalla,

Yang saya hormati Ibu Soraya Hamzah Haz,

Yang saya hormati para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para ketua perwakilan badan dan organisasi internasional,

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI (Tentara Nasional Indonesia), Kapolri (Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia), dan Ka-BIN (Kepala Badan Intelijen Negara),

Yang saya hormati para Ketua Umum Partai Politik (ketum parpol),

Bapak, Ibu, serta saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Para hadirin dan undangan nan saya muliakan,

Tahun ini, genap sepuluh tahun saya menjabat sebagai Presiden, dan genap lima tahun Bapak Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin menjabat sebagai Wakil Presiden. Sebuah tanggung jawab dan kepercayaan besar nan tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Sebuah mandat dan amanah besar nan tidak pernah kami pikirkan sebelumnya.

Sejak hari pertama saya menerima amanah ini, saya sangat menyadari bahwa bakal ada banyak gelombang nan kudu dihadapi, bakal banyak tantangan nan kudu diselesaikan. Tapi sedari awal, saya juga percaya dan sangat percaya bahwa saya tidak sendirian. Ada cita-cita dan angan masyarakat. Ada support dan angan dari rakyat nan selalu mengiringi dan menguatkan. Senyum, sapa, dan angan Bapak, Ibu, dan saudara-saudara sebangsa setanah air adalah sumber kekuatan bagi saya.

Hari ini, (Jumat), 16 Agustus 2024, di momen terakhir saya dan Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin berdiri di sini, izinkan kami menyampaikan terima kasih nan tulus. Terima kasih nan sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu semua. Kepada seluruh rakyat Indonesia di manapun berada, nan selama sepuluh tahun ini telah dengan kuat bersama-sama melintasi tantangan demi tantangan, menapaki langkah demi langkah, dan menghadapi terjadinya perubahan demi perubahan, sehingga kita sebagai sebuah bangsa nan besar bisa sampai di titik ini. Titik nan bisa menjadi titik lontar untuk menggapai kemajuan berbareng di masa nan bakal datang.

Alhamdulillah, selama sepuluh tahun ini, kita telah bisa membangun sebuah fondasi dan peradaban baru, dengan pembangunan nan Indonesia-sentris, membangun dari pinggiran, membangun dari desa, dan membangun dari wilayah terluar, sehingga sampai saat ini, kita telah membangun 366.000 kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan airport baru, serta 43 waduk baru, serta 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.

Sehingga, kita sukses menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen pada 2023. Sehingga, kita bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya (di) ranking 44 menjadi ranking 27 pada 2024. Sehingga, kita bisa memperkuat persatuan lantaran akses nan lebih merata dan berkeadilan. Selain itu, ketangguhan kita sebagai sebuah bangsa juga terbukti dari daya tahan kita dalam menghadapi pandemi Covid-19, dalam menghadapi perubahan iklim, dan dalam menghadapi geopolitik bumi nan semakin memanas.

Patut kita syukuri, alhamdulillah, Indonesia merupakan satu dari sedikit negara nan bisa pulih lebih cepat, apalagi terus bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di atas lima persen, meski banyak negara tidak tumbuh, apalagi melambat. Wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku justru bisa tumbuh di atas enam persen dan Maluku Utara bisa tumbuh di atas 20 persen.

Inflasi juga terkendali di kisaran 2-3 persen saat banyak negara mengalami kenaikan nan luar biasa, apalagi ada nan mencapai lebih dari 200 persen. Angka kemiskinan ekstrem bisa kita turunkan dari sebelumnya 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada tahun 2024. Angka stunting (kekerdilan pada anak) juga bisa kita kurangi dari sebelumnya 37,2 persen menjadi 21,5 persen pada 2023. Tingkat pengangguran juga bisa kita tekan dari sebelumnya 5,7 persen menjadi 4,8 persen pada 2024.

Upaya perlindungan bagi masyarakat ekonomi bawah juga telah memberi faedah luas bagi masyarakat. (Sebanyak) Rp 361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat (KIS) selama sepuluh tahun ini telah digunakan untuk membiayai jasa kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) per tahun, mulai dari usia awal sampai lansia nan tersebar di seluruh Indonesia.

(Sebanyak) Rp 113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) selama sepuluh tahun telah digunakan untuk pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai dari SD (sekolah dasar) sampai SMA/SMK (sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan) di seluruh Indonesia. (Sebanyak) Rp 225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan (PKH) selama sepuluh tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta family kurang bisa per tahun. (Sebanyak) Rp 60,3 triliun anggaran (Kartu) Prakerja selama lima tahun telah dimanfaatkan untuk menambah skill 18,8 juta pekerja nan tersebar di seluruh Indonesia.

Ini adalah pembangunan nan kita cita-citakan bersama. Pembangunan nan menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan nan memberi akibat bagi masyarakat luas. Pembangunan nan membuka kesempatan untuk tumbuh bersama.

Bapak, Ibu, (serta) saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air,

Di sisi lain, kita juga telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tetapi mengolahnya dulu di dalam negeri. Walau banyak negara lain menggugat, menentang, apalagi berupaya menggagalkan, tetapi kita sebagai bangsa nan berdaulat, sebagai bangsa nan besar, kita tidak goyah, apalagi terus maju untuk melangkah. Langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga nan bakal dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan.

Iklan

Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga nan membuka lebih dari 200.000 lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara lebih dari Rp 158 triliun selama delapan tahun ini.

Kita mau kekayaan nan ada di negeri ini, hidayah Allah Swt. untuk negeri ini, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya (mungkin) untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kita juga telah mengambil kembali aset kita nan selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, nan selama puluhan tahun diambil faedah besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali.

Selain itu, di saat bumi mulai mengarahkan masa depannya ke ekonomi hijau, Indonesia juga tidak mau kehilangan momentum ini lantaran Indonesia mempunyai potensi besar di sektor daya hijau, ialah sekitar kurang lebih dari 3.600 Gigawatt, baik dari daya air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, dan bioenergi sehingga kita terus konsisten mengambil bagian dalam langkah bumi melakukan transisi daya secara hati-hati dan bertahap. Karena transisi daya nan mau kita wujudkan adalah transisi daya nan berkeadilan, nan terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat.

Di sektor teknologi dan digitalisasi, kita juga patut bersyukur. Untuk pertama kalinya, kita mempunyai INA Digital. Sebuah digitalisasi jasa pemerintah nan terintegrasi untuk mempercepat dan mempermudah jasa bagi masyarakat.

Cakupan elektrifikasi terus kita perluas hingga mencapai 99 persen pada 2024. Demikian juga dengan cakupan internet nan terus ditingkatkan hingga mencapai 79 persen pada 2024. Cakupan ini bakal menjadi ekosistem nan baik untuk mendorong digitalisasi UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) dan pengembangan startup (perusahaan rintisan) Indonesia, sehingga bakal melahirkan semakin banyak entrepreneur (wirausahawan) muda berbobot di negeri ini.

Dukungan produk dalam negeri juga kita berikan perhatian unik dengan memprioritaskan shopping APBN (anggaran pendapatan dan shopping negara), APBD (anggaran pendapatan dan shopping daerah), dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk produk-produk dalam negeri. Dukungan tersebut lantaran kita mau apa nan berasal dari rakyat dapat kembali ke rakyat, dan berfaedah maksimal untuk rakyat.

Di bagian hukum, kita juga patut bersyukur. Setelah 79 tahun merdeka, akhirnya kita mempunyai Kitab Undang-Undang (UU) Hukum Pidana nan baru sebagai upaya memodernisasi norma Indonesia, serta UU Cipta Kerja nan merevisi 80 UU dan 1.200 pasal sebagai upaya menderegulasi peraturan nan tumpang tindih.

Kita juga sudah mempunyai UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk memberikan perlindungan nan nyata, nan lebih kuat, terutama bagi wanita dan anak-anak.

Bapak, Ibu, (serta) saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air,

Ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Ini adalah fondasi besar kita bersama. Ini adalah bukti bahwa persatuan kita, bahwa kerukunan kita, bahwa kerja keras dan kegotongroyongan kita dapat membawa Indonesia melompat lebih tinggi lagi.

Oleh karena itu, saya sangat menghargai, sangat mengapresiasi support dan kerja sama seluruh lembaga negara dalam menopang lompatan kemajuan Indonesia. Mulai dari MPR RI nan telah berkedudukan aktif memperkokoh ideologi negara, memperdalam rencana penyusunan Pokok-Pokok Haluan Negara, dan menjaga silaturahmi antartokoh bangsa.

DPR RI, nan telah menjalankan kegunaan legislasi, menjalankan kegunaan penganggaran dan pengawasan, merumuskan RAPBN (rancangan anggaran pendapatan dan shopping negara) 2025 untuk suksesi transisi pemerintahan, menyelesaikan banyak undang-undang strategis, seperti UU Ibu Kota Negara (UU IKN), UU Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ), UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), UU Aparatur Sipil Negara (UU ASN), dan UU Kesejahteraan Ibu dan Anak.

Sedangkan DPD RI terus mengawal kemandirian wilayah otonom, menginisiasi inisiatif rancangan legislasi, melakukan pengawasan penyelenggaraan UU dan Perda (peraturan daerah), serta memberi perhatian unik mengenai agraria dan pangan.

Begitu juga dengan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI telah mengawasi penggunaan anggaran negara serta memperkokoh kepercayaan dan kepemimpinan Indonesia di bumi internasional melalui keaktifannya dalam organisasi dan forum-forum global.

Mahkamah Konstitusi (MK) RI telah menangani lebih dari 202 perkara pengetesan UU dan mengadili sengketa Pemilu (Pemilihan Umum).

Serta Mahkamah Agung (MA) RI beserta lembaga peradilan di bawahnya nan mengadili dan melakukan penguatan restorative justice (keadilan restoratif) untuk menyelaraskan kepentingan korban dan pertanggungjawaban terdakwa tanpa melalui pemidanaan.

Dan Komisi Yudisial (KY) RI yg telah berkedudukan aktif mewujudkan pengadil berintegritas dan berbobot guna meningkatkan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap lembaga kehakiman di negara kita.

Bapak, Ibu, (serta) saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Sepuluh tahun bukanlah waktu nan cukup panjang untuk mengurai semua persoalan bangsa. Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi nan jauh dari kata sempurna, sebagai insan nan tumbuh dalam segala keterbatasan, dan sebagai manusia nan jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada nan luput dari pandangan saya. Sangat mungkin ada celah dari langkah-langkah nan saya ambil dan sangat mungkin banyak kealpaan dalam diri saya.

Oleh karena itu, di penghujung masa kedudukan ini, izinkan saya menyampaikan bunyi nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, (serta) saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun.

Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin minta maaf. Mohon maaf untuk setiap hati nan mungkin kecewa, untuk setiap angan nan mungkin belum bisa terwujud, untuk setiap cita-cita nan mungkin belum bisa tergapai. Sekali lagi, kami minta maaf. Kami minta maaf. Ini adalah nan terbaik, nan bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia, bagi bangsa dan negara Indonesia.

Saya tahu bahwa hasil nan kita capai pada saat ini belum sepenuhnya tuntas mencapai hasil akhir, belum sepenuhnya sesuai dengan angan dan kemauan Bapak (dan) Ibu semua. Namun, saya percaya dan percaya dengan persatuan dan kerja sama kita, dengan keberlanjutan nan terjaga, Indonesia sebagai negara nan kuat dan berdaulat bakal bisa melompat dan menggapai cita- cita Indonesia Emas 2045.

Terakhir, kepada Presiden terpilih (periode 2024-2029), Bapak Jenderal TNI Purn. Prabowo Subianto, tahun depan, Insyallah Bapak nan bakal menyampaikan pidato kenegaraan. Nanti, pada tanggal 20 Oktober 2024, izinkan saya menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan ini kepada Bapak Prabowo Subianto. Izinkan saya juga menyerahkan semua angan dan cita-cita masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, dari pinggiran, dari wilayah terluar, dari desa, dari pusat-pusat kota kepada Bapak.

Semoga Allah Swt., Tuhan nan Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada pemerintahan periode mendatang.

Dirgahayu RI, Dirgahayu Negeri Pancasila, merdeka, merdeka, merdeka,

Terima kasih,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, om shanti shanti shanti om, namo buddhaya.

Pilihan Editor: Rupiah Ditutup Menguat di 15.694 per USD, Analis: Pasar Respons Positif Pidato Kenegaraan Jokowi

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis