TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN bersiap mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan program Electrifying Agriculture (EA) untuk menyuplai listrik untuk lahan percontohan di area food estate. Kawasan food estate itu seluas 1 juta hektare garapan Kementerian Pertanian berbareng TNI di Merauke, Papua Selatan.
Dengan sistem pertanian modern, PLN menyebut program ini bisa meningkatkan produksi sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Lewat program EA nan merupakan penemuan PLN, kata Darmawan, diharapkan bisa mendukung modernisasi sektor agrikultur di Indonesia dengan memanfaatkan listrik dalam operasionalnya. Perusahaan setrum negara itu memastikan penggunaan perangkat pertanian modern berbasis listrik terbukti lebih murah dan efisien.
Dengan program EA ini, kata Darmawan, sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan ke depannya nan beranjak menggunakan listrik dalam kegiatannya bisa semakin efisien dan produktif. "Selain itu, PLN tak hanya menghadirkan listrik tetapi juga membantu konversi perangkat dari mesin berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik,” ujar Darmawan seperti dalam keterangan tertulisnya, pada Sabtu, 13 Oktober 2024.
Lebih jauh, PLN optimistis program EA ini bakal membikin produktivitas para petani semakin meningkat. Menurut dia, penggunaan pompa air listrik nan terbukti jauh lebih efisien dibandingkan pompa air diesel bakal sangat membantu para petani ke depan.
“Kami mendorong para petani alias pelaku upaya di sektor agrikultur melakukan penemuan teknologi berbasis listrik agar lebih modern dan membikin produktivitas mereka meningkat signifikan dibanding dengan menggunakan daya fosil," ujar Darmawan.
Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, menambahkan, perseroan juga telah membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang satu kilometer sirkuit (kms) nan dipasok oleh sistem Merauke. Langkah ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 513 kilowatt (kW) pada lahan percontohan tersebut.
Listrik ini, kata Adi, bakal digunakan untuk mengairi sawah di lahan Kampung Telaga Sari. Ke depan, PLN bakal terus berperan-serta aktif dalam menyediakan prasarana ketenagalistrikan untuk mendukung keberlangsungan program ini.
"Kami minta setelah listrik masuk, para petani bisa bekerja lebih sigap dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraannya,” kata Adi.
Iklan
Selain mendukung kesiapan prasarana kelistrikan, PLN juga memberikan support dua unit pompa listrik berkapasitas 10 kW dan 7,4 kW kepada para petani. Ini merupakan salah satu upaya PLN dalam mendukung kemandirian dan meningkatkan produktivitas para petani.
Kepala Kampung Telaga Sari, Riyanto, mengatakan bahwa masyarakat menyambut baik program nan ditawarkan oleh pemerintah lewat PLN. Dia berambisi program ini bakal meningkatkan produksi pertanian di masyarakat.
“Mudah-mudahan ini dapat berfaedah bagi masyarakat dan semoga ini juga bakal dapat meningkatkan produksi hasil pertanian lantaran bakal lebih efisien waktu dan lainnya,” ujar Riyanto.
Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian, Mayor Jenderal Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan penggunaan pompa air listrik diproyeksikan dapat menghemat biaya operasional petani hingga lebih dari 25 persen. Dengan suplai listrik dari program EA PLN, strategi ini diharapkan memberikan akibat signifikan untuk ketahanan pangan di masyarakat.
Ahmad mengatakan dengan program EA produktivitas petani di Telaga Sari dapat meningkatkan hingga 50 persen. Target ini diklaim sejalan dengan rencana pemerintah menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional.
“Dengan luas satu juta hektare nantinya, maka bisa dibayangkan andaikan menggunakan pompa listrik bakal lebih irit biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar," ujar Ahmad.
Pilihan Editor: Dorong Program Food Estate, Kementan Klaim Telah Optimasi 40 Ribu Hektare Lahan Rawa di Merauke