Polusi Udara akan Menjadi Pekerjaan Rumah Besar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, JakartaFakta-fakta mengenai polusi udara di Indonesia nan dipaparkan dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta begitu mencengangkan. Misalnya saja info dari BPJS Kesehatan nan menunjukkan bahwa antara 2018 hingga 2022, penyakit pernapasan nan disebabkan oleh polusi udara telah menghabiskan biaya mencapai Rp 18 triliun.

Hal itu menjadi bukti nyata bahwa polusi udara tidak hanya berakibat pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memberikan beban ekonomi nan cukup signifikan. Bakal menjadi sebuah pekerjaan rumah nan besar bagi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Maka wajar saja jika kemudian masalah polusi udara menjadi sorotan utama pada sesi tematik nan membahas soal kualitas udara dalam ISF 2024 nan berjalan di Balai Sidang Jakarta (JCC), Jakarta.

Co-Founder Yayasan Udara Anak Bangsa alias Bicara Udara Ratna Kartadjoemena saat berbincang dalam forum tersebut dengan tegas juga mendorong tindakan nyata dalam penanganan polusi udara, termasuk edukasi kepada masyarakat serta pembelaan kepada para pemangku kepentingan agar menjadi rumor prioritas nasional dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Maka ISF 2024 sebagai arena nan mempertemukan para kreator kebijakan di tingkat dunia mengenai upaya mengatasi perubahan suasana dan mengeksplorasi solusi serta praktik terbaik dalam mengurangi polusi udara itu, kemudian menyisakan pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemerintahan Prabowo.

Pemerintahan nan bakal datang diharapkan melakukan langkah-langkah konkret dalam 5 tahun ke depan lantaran jika itu tidak dilakukan maka ambisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen bakal menjadi sangat susah untuk tercapai.

Dirgayuza Setiawan, penyunting kitab "Strategi Transformasi Bangsa Prabowo Subianto” dalam forum nan sama mengakui bahwa Indonesia tidak bisa mencapai ekonomi dengan produktivitas tinggi jika polusi udara menakut-nakuti kualitas sumber daya manusia.

Apalagi usia angan hidup masyarakat Indonesia saat ini hanya 68 tahun, nan artinya tetap cukup jauh di bawah rata-rata global. Singapura saja nomor angan hidupnya mencapai 83 tahun. Kondisi ini berpotensi memburuk jika tingkat polusi udara tetap tinggi.

Pemerintahan mendatang sejatinya bisa belajar dari banyak negara di bumi nan telah mengimplementasikan praktik baik dalam mengatasi polusi udara.

Kopenhagen, Denmark, misalnya, nan telah melakukan transformasi besar-besaran dalam sistem transportasi dan menginvestasikan banyak pada prasarana sepeda dan pejalan kaki hingga membikin kota ini sangat ramah bagi pengguna sepeda. Selain itu, mereka juga mengembangkan sistem transportasi umum nan efisien dan nyaman.

Upaya itu membawa Kopenhagen sekarang menjadi salah satu kota dengan tingkat penggunaan sepeda tertinggi di dunia. Hal ini secara signifikan mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya sehingga mengurangi emisi gas buang. Kualitas udara di kota ini pun membaik secara drastis.

Sementara itu London, Inggris, berupaya menerapkan kebijakan area ultrarendah emisi (ultra low emission zone) di pusat kota. Kendaraan nan tidak memenuhi standar emisi tertentu dikenakan biaya nan tinggi untuk masuk ke area tersebut. Selain itu, London juga memperluas jaringan transportasi umum dan mendorong penggunaan sepeda.

Dampaknya, kebijakan area rendah emisi itu sukses mengurangi jumlah kendaraan beremisi tinggi di pusat kota London. Kualitas udara di area tersebut pun membaik secara signifikan, terutama untuk partikel rawan seperti Particulate Matter (PM2.5.).

Di Paris, Prancis, pemerintahnya mengambil langkah-langkah berani untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, termasuk membatasi lampau lintas kendaraan pada akhir pekan di pusat kota dan menyediakan lebih banyak ruang untuk pejalan kaki dan pesepeda. Selain itu, Paris juga menginvestasikan banyak pada transportasi umum nan ramah lingkungan.

Upaya Paris tersebut nyatanya telah sukses mengurangi kemacetan lampau lintas dan emisi gas buang. Kualitas udara di kota ini pun membaik secara signifikan, terutama pada musim panas.

Sedangkan Mexico City nan pernah menjadi salah satu kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia, kini, melalui beragam upaya seperti membatasi penggunaan kendaraan pribadi, meningkatkan kualitas bahan bakar, dan menutup pabrik-pabrik nan tidak memenuhi standar lingkungan, kualitas udara di kota tersebut sukses menjadi lebih baik secara drastis.

Pengurangan polusi udara di Mexico City telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi jumlah hari dengan tingkat polusi udara nan berbahaya.

Praktik-praktik baik itu membawa pelajaran krusial mengenai perlunya perubahan di antaranya dalam pola transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, sepeda, dan melangkah kaki sebagai kunci untuk mengurangi polusi udara.

Iklan

Selain itu, meningkatkan kualitas bahan bakar kendaraan juga rupanya dapat mengurangi emisi gas buang secara signifikan. Seiring dengan mengatur dan mengawasi industri untuk memastikan mereka memenuhi standar lingkungan nan ketat.

Di sisi lain, krusial untuk meningkatkan luas ruang terbuka hijau untuk membantu menyerap polutan udara dengan melibatkan segenap komponen masyarakat dalam upaya mengurangi polusi udara.

Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat memetik pelajaran berbobot dari praktik baik pengatasan polusi udara di negara lain sebagai petunjuk dan rekomendasi ISF 2024.

Dalam 5 tahun ke depan, Pemerintahan Prabowo betul-betul dituntut untuk menerapkan langkah konkret demi mengatasi polusi udara nan semakin menjadi ancaman serius.

Sejumlah langkah konkret nan dapat dilakukan di antaranya meningkatkan kualitas bahan bakar melalui keharusan penggunaan BBM beroktan tinggi nan diharapkan bisa mengurangi emisi kendaraan bermotor.

Kemudian memfasilitasi peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik serta menyusun izin nan ketat mengenai kendaraan bermotor.

Sejalan dengan itu, Pemerintahan ke depan kudu menerapkan standar emisi nan lebih ketat dengan memastikan kendaraan nan beredar kudu betul-betul memenuhi standar emisi nan ditetapkan. Lalu mengurangi jumlah kendaraan usang nan menjadi sumber emisi tinggi.

Pemerintah juga kudu memantau kualitas udara dan memperluas jaringan pemantauan kualitas udara untuk mendapatkan info nan lebih jeli dan seketika alias real-time.

Hal nan tak kalah krusial ialah menyediakan info nan mudah diakses oleh masyarakat mengenai kondisi kualitas udara di wilayah mereka.

Lalu mendorong industri untuk mengangkat teknologi nan lebih ramah lingkungan dan meningkatkan penggunaan daya terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air.

Selanjutnya Pemerintah perlu meningkatkan kesiapan dan kualitas transportasi massal untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta memasyarakatkan penggunaan sepeda, melangkah kaki, dan transportasi umum.

Adapun untuk ruang terbuka hijau, perlu ditanam lebih banyak pohon dan tanaman untuk menyerap polutan udara, selain juga melindungi rimba sebagai paru-paru dunia.

Di level akar rumput, kudu ada aktivitas nan melibatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas udara dan akibat polusi udara terhadap kesehatan.

Sejalan dengan itu juga perlu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam upaya mengatasi polusi udara.

Pekerjaan rumah ini menjadi kesempatan dan tantangan nan bakal dihadapi oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk 5 tahun ke depan untuk menjawab atas kompleksitas rumor kesehatan, lingkungan, versus ekonomi keberlanjutan.

Untuk inilah, salah satunya, ISF 2024 datang mewadahi pemikiran dan pandangan nan disampaikan sebagai hasil rekomendasi.

Pilihan Editor: Paus Fransiskus Naik Kijang Innova Zenix, PT TAM: Sesuai Permintaan Pemerintah

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis