ARTICLE AD BOX
CNN Indonesia
Rabu, 15 Mei 2024 07:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Seorang bocah berinisial A (13) di Kota Cirebon, Jawa Barat, diduga depresi hingga putus sekolah usai ponsel miliknya dijual oleh sang ibu.
Ibunda sang bocah, Siti Anita (48) mengaku tidak mempunyai pilihan selain menjual ponsel anaknya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Siti mengaku ayah dari A tetap belum memberikan nafkah selama delapan bulan lantaran sedang bekerja di luar kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya sih setelah HP punya A saya jual untuk kebutuhan sehari-hari. Waktu itu kan suami enggak ngirim duit 8 bulan waktu kerja di luar kota," ujarnya kepada wartawan, Senin (15/4).
Siti menjelaskan setelah ponsel tersebut dijual kondisi anak sulung dari tiga berkerabat itu menjadi lebih sering melamun. Selain itu, dia menyebut emosi dari sang anak juga susah terkontrol.
"Sering ngamuk-ngamuk lemparin barang," tuturnya.
Setelahnya, Anita mengaku berinisiatif melakukan rukiah terhadap sang anak. Hanya saja, kata dia, tidak ada perubahan berfaedah usai anaknya dirukiah.
Selain rukiah, dia juga sempat membawa anaknya berobat secara medis dan dinyatakan mengalami depresi. Kondisi anaknya, kata dia, tidak kunjung membaik lantaran tidak bisa berobat secara rutin lantaran tersendat ekonomi.
"Karena kondisi ekonomi saya kurang bisa dan memang butuh biaya nan enggak sedikit, meskipun punya BPJS hanya terhalang untuk akomodasi dan memerlukan support orang untuk mengantar lantaran Arya suka ngamuk saat diajak berobat," pungkasnya.
(tfq/isn)
[Gambas:Video CNN]