TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan bahwa sekarang pemain judi online alias gambling daring di Indonesia telah merambah ke usia rendah, termasuk usia di bawah 10 tahun. Hal ini disampaikan Ivan dalam rapat berbareng Komisi III DPR RI di Jakarta, Rabu, 6 November 2024.
"Kami memandang umur pemain judi daring condong makin merambah ke usia rendah, kurang dari 10 tahun. Jadi, populasi demografi pemainnya makin berkembang," kata Ivan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, seperti dikutip dari Antara.
Menurut info nan diperolehnya, Ivan mengatakan bahwa terjadi perkembangan pengedaran persentase demografi pemain gambling daring berasas usia. Sejak 2017 sampai dengan 2023, golongan pemain gambling daring nan berumur kurang dari 10 tahun mencapai 2,02 persen.
Selain itu, golongan pemain nan berumur 10-20 tahun mencapai 10,97 persen; 21-30 tahun sebanyak 12,82 persen, rentang 30-50 tahun mencapai 40,18 persen, dan usia kurang dari 50 tahun sebanyak 33,98 persen.
Ivan juga membeberkan bahwa beberapa wilayah dengan kecenderungan pelaku gambling online nan berumur kurang dari 19 tahun mulai banyak. Untuk kabupaten/kota, pemain gambling daring di bawah 19 tahun dari Jakarta Timur mencapai 4.563 orang, di Kabupaten Bogor ada 4.432 orang, dan Kota Jakarta Barat sebanyak 4.377 orang.
Sedangkan untuk tingkat kecamatan, adalah Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat dengan pemain gambling online sebanyak 1.019 orang, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur sebanyak 804 orang, dan Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat mencapai 674 pemain gambling online. “Jadi, ini nan kami saling laporkan ke satgas,” ucap Ivan.
Transaksi Judi Online Melalui Rekening Perantara
Sebelumnya, Koordinator Kelompok Humas PPATK, Natsir Kongah, mengatakan dari info transaksi dan pengaduan masyarakat nan diterima lembaganya, gambling online telah masuk ke beragam kalangan terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Menurut dia, transaksi gambling online untuk golongan masyarakat ini dilakukan melalui rekening perantara.
“Diketahui banyak anak-anak belum dewasa, golongan usia SD, SMP, para pengemis, mereka nan tidak mempunyai pekerjaan, para pekerja sektor informal, bermain gambling online menggunakan nama dan rekening perantaranya,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 15 Juni 2024.
Ia berujar, anak-anak dapat bermain gambling online dengan menghimpun biaya dalam kelompok-kelompok tertentu menggunakan rekening perantara. Data transaksi tersebut mengindikasikan kejadian gambling daring sudah masuk ke nyaris semua kalangan, dari usia anak-anak hingga usia tua apalagi pensiunan. Hampir 3 juta pemain merupakan kelas menengah ke bawah berasas info rekening nan digunakan.
Perputaran Dana Judi Online Meningkat di Semester Dua 2024
Ivan juga mengungkapkan perputaran biaya dari gambling online pada semester dua 2024 sudah mencapai Rp 283 triliun. Dia menyebut, pada semester pertama 2024, jumlah perputaran biaya gambling online menyentuh nomor Rp 174 triliun. Angka itu kembali naik dalam semester dua 2024, nan mencapai Rp 283 triliun.
"Jadi andaikan kita memandang perkembangan gambling online, saat ini memang terlihat kecenderungan naik dibandingkan periode sebelumnya," ujar dia.
Selain perputaran biaya gambling online, transaksi gambling daring ini juga turut meningkat. Menurut Ivan, jumlah transaksi gambling online condong naik hingga 237,48 persen dibanding tahun lalu. Menurut dia, perihal ini terjadi lantaran rata-rata bandar gambling online saat ini melakukan transaksi dengan nominal nan kecil.
"Dulu satu rekening bandar itu bisa angkanya tinggi, nah sekarang dia (bandar) pecah dengan nomor nan kecil," ucapnya.
Novali Panji dan Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.
Artikel ini terbit di bawah titel PPATK Sebut Pemain Judi Online Cenderung Kian Muda: Kurang dari 10 Tahun