Prabowo Akan Tarik Utang Baru Rp 775 Trilliun, Kemenko Perekonomian: Rasio Utang Masih Aman

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Prabowo Subianto bakal menarik utang baru sebesar RP 775,9 triliun pada tahun depan. Hal ini tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. 

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan utang tersebut untuk mendukung percepatan ekonomi. “Pembiayaan utang sebesar Rp775,9 trilliun diutamakan untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi nan inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam pernyataan resmi dikutip Senin, 26 Agustus 2024.

Berdasarkan catatan kementerian keuangan, hingga akhir Juli saja utang pemerintah telah mencapai Rp 8.502,6 triliun. Meski demikian, Ferry mengatakan rasio utang tetap dalam pemisah aman.

Rasio utang Pemerintah terhadap PDB dari tahun 2014 hingga 2019 berada dalam kisaran 24,68 persen terhadap produk domestik bruto alias PDB sampai dengan 30,23 persen terhadap PDB. “Angka tersebut meningkat dengan laju nan moderat, terutama untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur,” kata Ferry. 

Meski sempat mengalami kenaikan signifikan akibat pandemi Covid-19, dia melanjutkan, pemerintah sukses mengendalikan laju kenaikan utang Pemerintah sejak tahun 2021 hingga kini. Hingga akhir Juli 2024, rasio utang menjadi 38,68 persen terhadap PDB.

Ferry menilai itu tetap jauh di bawah pemisah kondusif ialah 60 persen. Karena Indonesia tetap merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara nan mengatur batas rasio utang. 

Utang pemerintah juga menurut dia tetap tergolong sehat lantaran rata-rata profil jatuh tempo di 8 tahun. Juga komposisi utang nan didominiasi SBN domestik. Pemerintah juga terus mengupayakan penurunan rasio utang terhadap PDB.

Iklan

"Melalui reformasi pengelolaan SDA dan peralatan milik negara, serta insentif fiskal nan terukur untuk mendorong percepatan investasi dengan tetap menjaga suasana investasi dan keberlanjutan reformasi perpajakan," ujarnya.

Sebelumnya, Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri sempat mengkritik utang era Prabowo nan membengkak. Pasalnya pembayaran kembang utang juga ikut bertambah mencapai Rp 552,85 triliun.

“Peningkatan terbesar dalam shopping pemerintah selama 10 tahun terakhir adalah pembayaran kembang utang nan naik sebesar 274 persen," kata Faisal Basri dalam obrolan nan diadakan oleh Bright Institute di Jakarta Selatan, Rabu, 21 Agustus 2024.

Bunga utang diproyeksikan bakal terus meningkat, angkanya mencapai 20,3 persen dari total shopping pemerintah pusat alias naik dari 19 persen pada tahun sebelumnya. Selain itu, utang pemerintah pusat terus bertambah dan diproyeksikan bakal mencapai Rp 8,7 kuadriliun pada akhir 2024. 

Rio Alpin Pulungan berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.

Pilihan Editor: Beban Utang Negara Makin Meningkat, Faisal Basri: untuk Bayar Bunga Utang Kita Harus Berutang

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis