Profil 3 Calon Wamenkeu Sri Mulyani, Ada yang Tersandung Kasus Dugaan Plagiat-Rekening Mencurigakan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto berencana memasang tiga wakil menteri finansial (wamenkeu) untuk membantu Sri Mulyani Indrawati nan ditugaskan kembali di kabinet pemerintahan barunya. Tiga nama itu terdiri dari Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan Anggito Abimanyu. 

“Jadi, kami ini trio diberi tugas untuk membantu menteri keuangan. Tadi pesannya (Prabowo) sudah cukup banyak, salah satunya adalah optimasi penerimaan negara,” kata Thomas di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024, seperti dikutip dari Antara. Lantas, gimana sosok ketiga calon wamenkeu?

Profil Thomas Djiwandono

Melansir laman resmi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono lahir di Jakarta pada 7 Mei 1972. Dia merupakan putra sulung dari pasangan Soedrajat Djiwandono, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Biantiningsih Miderawati, kakak kandung Prabowo. 

Pendidikan tinggi Thomas diawali dari jenjang sarjana (S1) bagian studi sejarah di Haverford College, Pennsylvania, Amerika Serikat pada 1990-1995. Dia kemudian mengambil kuliah program master (S2) International Relations and International Economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Amerika Serikat. 

Jejak kariernya dimulai dari Majalah Tempo sebagai wartawan magang pada 1993 dan menjadi wartawan di Indonesia Business Weekly pada 1994. Selanjutnya, dia beranjak pekerjaan menjadi analis finansial di Whitlock NatWest Securities, Hong Kong. 

Pada 2006, adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo memintanya untuk menjadi Deputy CEO Arsari Group, sebuah perusahaan agrobisnis. Sementara pekerjaan perpolitikannya dimulai ketika menjadi calon personil legislatif (caleg) di Provinsi Kalimantan Barat. 

Pada Kamis, 18 Juli 2024, Thomas dilantik menjadi Wakil Menteri Keuangan II oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Dia bekerja berbareng Wamenkeu I Suahasil Nazara untuk membantu tugas Sri Mulyani. 

Profil Suahasil Nazara

Melansir laman resmi Kemenkeu, Suahasil lahir di Jakarta pada 23 November 1970. Dia menempuh pendidikan tingginya di Universitas Indonesia (UI) dengan gelar Sarjana Ekonomi (SE.) pada 1994; gelar Master of Science (MSc.) di Cornell University, Amerika Serikat pada 1997; dan gelar Doctor of Philosophy (Pd.D) di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat pada 2003.

Riwayat pekerjaan Suahasil dimulai dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI sebagai pengajar sejak 1999, dan mendapatkan gelar guru besar (guru besar) di bagian pengetahuan ekonomi pada 2009. Selain menjadi tenaga pengajar, dia juga pernah menduduki posisi Kepala Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi (2004-2005), Kepala Lembaga Demografi (2005-2008), dan ketua Departemen Ilmu Ekonomi (2009-2013). 

Di luar UI, Suahasil sempat menjadi Anggota Tim Asistensi Menkeu Bidang Desentralisasi Fiskal (2009-2011), pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Wakil Ketua Komite Pengawas Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada 2009-2015, Koordinator Kelompok Kerja (Pojka) Kebijakan di Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Kantor Wakil Presiden RI (2010-2015), dan Anggota Dewan Komite Ekonomi Nasional (KEN) pada 2013-2014. 

Iklan

Pada 6 Februari 2015, Suahasil mengemban amanah sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal, lampau dilantik sebagai pejabat definitif pada 31 Oktober 2016. Kemudian, pada 25 Oktober 2019, Presiden Jokowi menariknya untuk menjadi Wamenkeu nan mendampingi Sri Mulyani. 

Profil Anggito Abimanyu

Melansir laman resmi Departemen Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (DEB SV UGM), Anggito terdaftar sebagai staf pengajar di program studi (prodi) Ekonomi Terapan. Dia merupakan lulusan S1 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan UGM pada 1985, serta S2 (1990) dan S3 (1994) di University of Pennsylvania, Amerika Serikat. 

Selain berkarier sebagai dosen, dia juga pernah menjadi Research Fellow di Bank Dunia (1992-1994), Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu (2003-2010), Staf Ahli Menkeu (1999-2003), serta Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomi dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM (2010-2012). 

Tak hanya itu, Anggito juga pernah masuk ke lingkungan birokrasi sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) pada 2012-2014, Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BRI (2014-2017), Komisaris Bank BRI Syariah (2015-2017), serta Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) 2017-2022. 

Anggito diketahui mengawali kariernya sebagai pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM pada 1998-2018, lampau beranjak ke DEB SV UGM sejak 2018, dan menjadi Ketua DEB SV UGM sejak 2022. Dia juga sempat menjadi pengajar freelance di prodi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta. 

Berdasarkan pemberitaan Tempo, pada Senin, 2 Juni 2014, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menilai rekening Anggito nan kala itu bertindak sebagai mantan Dirjen PHU Kemenag, mencurigakan. Dia diduga mempunyai 14 rekening dan tujuh kartu angsuran di delapan bank, dengan aliran biaya senilai miliaran rupiah. 

Selain itu, Anggito tercatat pernah tersandung kasus dugaan plagiarisme mengenai dengan tulisan opini berjudul “Gagasan Asuransi Bencana” nan dipublikasikan di Harian Kompas pada 10 Februari 2014. Akibat dari dugaan jiplakan tersebut, dia memutuskan mengundurkan diri dari lembaga tempatnya mengajar, ialah UGM. 

Febriana Firdaus, Nurul Mahmudah berkontribusi dalam penulisan tulisan ini. 

Pilihan editor: Bahlil Sidang Promosi Doktor di UI, Disertasinya Temukan Hilirisasi Nikel Belum Untungkan Warga Lokal

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis