TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pokja Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional Niken Gandini mengatakan program makan bergizi cuma-cuma di pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto bakal dimulai pada Januari 2024. Dia mengatakan pada tiga bulan pertama pemerintah bakal memberikan makan gizi cuma-cuma sebanyak 3 juta porsi.
“Nanti baru naik dua kali, di April meningkat 6 juta,” kata Niken dalam obrolan di Forum Ekonomi Politik nan digelar Indef School of Political Economy secara daring pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Selain itu, Niken mengatakan Badan Gizi juga bakal memulai program ini di tempat nan terjangkau dan mudah lebih dulu. Meski demikian, dia memastikan program ini tidak hanya menyasar kota besar, tapi juga wilayah tertinggal. “Karena ini universal, termasuk wilayah 3 T,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan program Makan Bergizi Gratis memerlukan anggaran sebesar Rp 800 miliar per hari. Menurut dia, program ini bakal menjangkau 82,9 juta penerima dan menghabiskan anggaran Rp 400 triliun jika diimplementasikan secara penuh.
“Kalau program ini sudah jalan, maka Badan Gizi Nasional bakal shopping Rp 1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM (sumber daya manusia) masa depan. Sekitar 75 persen dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi Makan Bergizi Gratis, kurang lebih Rp 800 miliar setiap hari,” kata Dadan usai aktivitas BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2024, seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, anggaran sebesar Rp 800 miliar itu bakal dialokasikan untuk membeli bahan baku pangan dari sektor pertanian. Oleh lantaran itu, lanjut dia, program MBG dapat memicu peredaran duit dalam jumlah besar di tengah masyarakat.
Iklan
“Salah satu kelemahan ekonomi Indonesia selama ini adalah kurangnya likuiditas di pedesaan. Melalui program investasi masa depan ini, likuiditas di desa bakal ditingkatkan,” ucap Dadan.
Dari hasil percobaan, menurut dia, dengan melibatkan 3.000 peserta didik dalam satu satuan pelayanan, dibutuhkan sekitar 200 kilogram beras, 350 kilogram ayam alias 3.000 butir telur ayam, 350 kilogram sayuran, dan 600 liter susu per hari.
“Ini baru untuk satu satuan pelayanan. Jika program ini melangkah penuh, maka bakal ada sekitar 30 ribu satuan pelayanan di seluruh Indonesia nan melayani ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD (pendidikan anak usia dini) hingga SMA (sekolah menengah atas), termasuk santri dan sekolah-sekolah keagamaan. Ini adalah skala nan sangat besar,” ujar Dadan.
Melynda Dwi berkontribusi dalam penulisan tulisan ini
Pilihan Editor: Ini Kondisi Anak Perusahaan PT Indofarma Sejak Terjadi PHK