TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia produk jasa minyak bumi dan gas PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI IJ) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 33,4 miliar pada kuartal pertama 2024. Angka ini meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk, Willy Johan Chandra mengatakan potensi pasar tetap besar lantaran ada sasaran lifting minyak dari pemerintah 1 juta barel per hari, sementara nan dapat dipenuhi saat ini tetap berkisar 600 ribu barel.
“Aktivitas pengeboran intensitasnya tetap tinggi lantaran targetnya tetap besar,” ujarnya dalam konvensi pers di Jakarta, Selasa 7 Mei 2024.
Berdasarkan catatan perusahaan sukses membukukan pendapatan upaya sebesar Rp 162,7 miliar pada kuartal 1 2024 alias meningkat 15,1 persen yoy dari periode nan sama tahun 2023.
Pendapatan upaya ini berasal dari segmen penjualan dan jasa nan berkontribusi masing-masing sebesar 99,7 persen dan 0,3 persen. Produk SUNI mencakup penyediaan pipa baja mulus alias Oil Country Tubular Goods (OCTG) berupa casing dan tubing nan digunakan dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Selain itu ada jenis Drill Pipe, Line Pipe, Drill Bit, Kepala Sumur dan Pohon Natal, Pengepak, Variable Speed Drive, bahan kimia dan valve terkait oilfield untuk kebutuhan industri.
Pada tahun ini perseroan tetap bakal konsentrasi pada peningkatan kapabilitas produksi melalui pembangunan PT Rainbow Tubular Manufacture (RTM). Di Batam, Kepulauan Riau. Perseroan menargetkan akomodasi plant 2 RTM ini bakal beraksi pada tahun 2025.
Iklan
Pada kuartal pertama, perusahaan juga sukses menjaga arus kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp12,3 miliar, alias meningkat sebesar 119,0 persen YoY. Perseroan juga melakukan investasi sebesar Rp34,8 miliar untuk pembelian mesin dan pembangunan pabrik.
Nilai investasi tersebut mengalami penurunan sebesar 51,1 persen dibandingkan periode nan sama tahun sebelumnya sebesar Rp71,1 miliar. Hal ini disebabkan lantaran pembangunan plant 2 tetap dalam proses penyelesaian tahap awal.
Direktur Operasional PT Sunindo Pratama Tbk, Bambang Prihandono mengatakan kekurangan lifting minyak bakal membikin produsen minyak tanah air bakal semakin giat melakukan produksi. “Gap 400 ribu barel itu bakal memerlukan material termasuk casing dan tubing ini,” ujarnya.
Pilihan Editor: OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024