TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pengolah nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) resmi menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Cina GEM Co., Ltd., di Beijing, pada pekan ini. Penandatanganan ini juga disaksikan Presiden Prabowo Subianto dalam lawatannya ke negeri Tirai Bambu itu.
Proyek senilai 1,4 miliar USD ini untuk membangun pabrik pengolahan nikel net-zero di Sulawesi Tengah. “Kemarin di Beijing, kami menandatangani perjanjian kerjasama krusial dengan GEM Co., Ltd., untuk mendirikan akomodasi produksi nikel net-zero,” kata CEO PT Vale, Febriany Eddy, dalam keterbukaan info di situs Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 12 November 2024.
Dia mengatakan perseroannya bakal mempercepat pertumbuhan secara bertanggung jawab dengan prinsip hijau dan ketahanan iklim. Dia menyebut PT Vale bakal mendukung pengelolaan sumber daya berkepanjangan Indonesia dan peralihan dunia menuju daya bersih.
Febriany menyatakan kerja sama ini mengukuhkan perseroannya terhadap pertumbuhan hijau dan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam penyediaan nikel berbobot untuk bahan baku baterai secara berkelanjutan. Karena itu, dia mengatakan kerja sama ini memperlihatkan kemajuan ekonomi dan keberlanjutan bisa melangkah beriringan.
“Ini adalah momen di mana Indonesia dapat menunjukkan gimana kemajuan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat melangkah seiring,” kata Febriany.
Febriany menyampaikan rencana kerja dan capaian perseroannya itu dalam CEO Dialogue on Climate Actions dalam Conference of the Parties (COP) 29 di Baku Azerbaijan. COP29 tahun ini mengumpulkan pemerintah, perusahaan, NGO, dan masyarakat sipil dari seluruh bumi untuk menangani rumor suasana nan mendesak, berbagi solusi inovatif, dan membangun kerangka kerja untuk pembangunan berkelanjutan. Tema COP29 tahun ini menekankan pada pentingnya kerjasama dan tindakan sigap dalam transisi dunia menuju ekonomi rendah karbon, dengan konsentrasi pada mineral krusial dan daya terbarukan.
PT Vale juga berencana meningkatkan produksi nikel empat kali lipat dalam satu dasawarsa mendatang. Tujuannya untuk memenuhi permintaan dunia terhadap mineral krusial bagi suplai bahan struktur daya listrik (ESS) dan teknologi bersih lainnya secara bertanggung jawab.
Proyek berbobot 1,4 miliar USD dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (“HPAL”) ini berlokasi di Sulawesi Tengah nan bakal dibangun pabrik pengolahan nikel net-zero, dengan produksi setidaknya 60.000 ton nikel dalam corak Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) setiap tahun. MHP merupakan komponen krusial untuk baterai sistem penyimpanan daya (ESS).
Investasi ini mencakup pengembangan Pusat Penelitian dan Pengembangan sebesar 40 juta USD untuk transfer pengetahuan dan pengembangan talenta lokal Indonesia. Kemudian, sebesar 30 juta USD untuk ESG Compound nan mencakup lanskap hijau, pondok karyawan, suplai air domestik, dan pengolahan limbah. Selanjutnya, sebesar 10 juta USD untuk komitmen pembangunan masyarakat dan akomodasi umum.
“Produk kami adalah salah satu produk nikel olahan nan mempunyai intensitas karbon emisi terendah di industri pengolahan/peleburan bijih nikel, menjadikan PT Vale sebagai mitra andal dan bertanggung jawab untuk transisi daya dunia,” kata Febriany.
Febriany menyatakan perjanjian terbaru PT Vale dengan GEM memperkuat dedikasi perusahaan dan Indonesia terhadap produksi nikel nan berkepanjangan dan bertanggung jawab. Fasilitas produksi nikel keempat nan bakal dibangun tersebut dirancang untuk menjadi akomodasi net-zero melalui teknologi dan pembelajaran kolaboratif dengan GEM di China.
“Fasilitas ini semakin menegaskan misi PT Vale untuk menjadi pemimpin dalam pertambangan dan pengolahan nikel berkepanjangan dan sekaligus menetapkan model pertumbuhan masa depan dengan intensitas karbon serendah mungkin,” kata dia.