Pukat UGM Pesimis Pola Seleksi Capim Bisa Kembalikan Muruah KPK

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Zainal Arifin Mochtar namalain Uceng mengaku pesimis sistem seleksi ketua (capim) KPK yang sekarang bakal mengembalikan muruah lembaga antirasuah itu.

"Sistem pilihan itu kan nyaris dua hal, nyaris sudah terutup oleh dua hal. Satu, oleh peraturan nan memang peraturannya lebih strict (ketat). Kedua, praktik nan dilakukan oleh pemerintah, pansel (panitia seleksi), DPR selama ini nan itu enggak pernah ada perubahan-perubahan," kata Uceng ditemui di UGM, Sleman, Rabu (10/7).

Secara praktik, Uceng menilai kapabilitas pansel biasa-biasa saja. Sementara DPR RI pada seleksi tingkat selanjutnya, tetap dikhawatirkan lekat dengan unsur bentrok kepentingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau secara praktik nan dilakukan pansel biasanya sederhana sekali, lampau DPR ngukurnya bukan pakai kapasitas, tapi kebanyakan dari kedekatan politik. Dari dua bangunan ini nan membikin kita susah berambisi proses seleksi, apalagi ketika panselnya juga terpilih bukan pansel nan menurut saya luar biasa, nan bisa mendatangkan komisioner bermutu," ucapnya.

Di lain sisi, Uceng mempersoalkan KPK nan selalu diisi orang-orang nan berasal dari Polri dan kejaksaan. Ia mencontohkan Seleksi capim tahun 2019 lampau nan apalagi melahirkan Firli Bahuri dari unsur kepolisian sebagai ketua.

"Seringkali negara ini terjebak seakan-akan KPK itu kudu perwakilan kejaksaan dan kepolisian. Sehingga nyaris saban pemilihan KPK itu, 2019 kan begitu, sehingga (seolah) kudu ada abdi negara penegak norma nan jadi perwakilannya dan lain-lain," ungkapnya.

Putus asa masa depan KPK

Uceng pribadi merasa pesimis KPK bisa diselamatkan dengan sederet persoalan nan menerpanya beberapa tahun terakhir. Tapi, itu bukan berfaedah masa depan pemberantasan korupsi kudu bernasib sama.

Kata dia, jika bicara masa depan KPK berfaedah mengembalikan citranya seperti era awal, bakal sulit. Pada saat itu reputasi KPK disejajarkan dengan Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) milik Singapura dan Komisi Independen Anti Korupsi (ICAC) dari Hongkong.

"Karena (KPK) independensinya hilang, ini berfaedah kudu diubah Undang-undang 19 kan, kudu diperbaiki, kudu dimasukkan komisioner nan lebih bagus. Tapi jika masa depan pemberantasan korupsi enggak boleh hilang," tegasnya.

Di mata Uceng, tetap banyak ruang untuk menghidupkan masa depan pemberantasan korupsi. Sah-sah saja menurutnya ketika mengesampingkan KPK nan telah lama kehilangan ruhnya untuk setiap langkah maju memberantas praktik rasuah.

Uceng menganggap KPK nan sekarang tidak andal dan melabelinya dengan kata 'jelek'. Pantas, kata dia, jika lembaga ini tak lagi dianggap sebagai satu-satunya aspek kunci pemberantasan korupsi.

"Kalau KPK kandas ya kudu kita perbaiki kepolisan dan kejaksaan. Kalau kejaksaan dan kepolisian gagal, kita bangun ulang KPK, jika bangun ulang KPK juga kandas maka lembaga-lembaga lain nan menyokong pemberantasan korupsi itu nan kudu kita paksa dan kuatkan," tuturnya.

Per 1 Juli 2024 lalu, terdata baru 10 orang mendaftar sebagai capim KPK dan 16 orang mendaftar sebagai majelis pengawas (dewas) KPK. Sementara itu, ada 318 orang nan sudah mendaftarkan akun di situs resmi.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana mengatakan pendaftaran Capim KPK ini termasuk sepi, lantaran orang-orang potensial trauma dengan pelemahan dan janji penguatan KPK.

Ia menuturkan saat itu masyarakat dikelabui dengan janji manis dari pemerintah dan DPR tentang KPK nan rupanya berujung pada penggembosan lembaga tersebut, baik melalui Revisi UU KPK maupun pemilihan Pimpinan KPK.

Meski begitu, Ketua Pansel Capim KPK Yusuf Ateh menilai pendaftaran capim KPK tak sunyi fans lantaran sudah ada ratusan orang nan mendaftarkan akun. Menurutnya, perihal ini menunjukkan antusiasme.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin pun juga meminta orang-orang nan mau memperbaiki KPK untuk mendaftar sebagai calon ketua KPK daripada terus memprotes dan berteriak saja.

"Saya minta kan banyak orang nan mau memperbaiki KPK, jangan hanya berteriak-teriak saja, ya daftar saja, ya menjadi, jangan hanya usul jangan hanya protes, sekarang daftar saja," kata Ma'ruf usai meresmikan Tol Cimanggis-Cibitung nan disiarkan di kanal YouTube Wakil Presiden RI, Selasa (9/7).

(kum/wis)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional