Raja Batu Bara Low Tuck Kwong Hibahkan 22 Persen Saham BYAN Senilai Rp 122,4 Triliun Kepada Putrinya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Taipan paling kaya urutan ketiga di Indonesia jenis Forbes, Low Tuck Kwong menuai perhatian setelah menghibahkan 22 persen alias 7.333.333.700 saham di perusahaan miliknya PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kepada putri bungsunya, Elaine Low. Kabar tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan Bayan Resources, Jenny Quantero dikutip dari keterbukaan info Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 29 Agustus 2024.

“Dato’ Low Tuck Kwong sebagai ayah berambisi untuk mengalihkan (menghibahkan) sebagian saham-sahamnya kepada anaknya nan berjulukan Elaine Low dengan tujuan perencanaan suksesi jangka panjang keluarga,” katanya.

Dilansir dari Bayan.com.sg, total saham perusahaan ini mencapai Rp 33,333,335,000. Pada perdagangan hari ini, Sabtu, 31 Agustus 2024 per hingga pukul 16.00 WIB, saham BYAN tercatat turun 1,04 persen ke Rp 16.700,00. Artinya, saat ini total kepemilikan 7,33 miliar alias 22 persen saham BYAN setara dengan Rp122.466.672.790.000 alias Rp 122,4 triliun.

Dengan adanya pengalihan saham kepada putrinya tersebut, maka jumlah kepemilikan saham Raja Batu Bara itu berubah dari sebesar 20.716.816.570 (Rp 345.970.836.719.000) menjadi 13.383.482.870 saham (Rp 223.504.163.929.000). Secara persentase, jumlah saham milik salah satu konglomerat di Tanah Air berkurang dari 62,15045 persen menjadi 40,15045 persen.

Menurut Jenny, argumen Low Tuck Kwong hibahkan 22 persen saham BYAN kepada Elaine Low tersebut dilatarbelakangi hubungan family antara orang tua dan anak. “Para pihak nan melakukan transaksi adalah Dato Low Tuck Kwong (ayah) sebagai pihak nan mengalihkan saham miliknya sebanyak 7,33 miliar saham alias 22 persen kepada anaknya, Elaine Low,” ujar Jenny.

Profil Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong merupakan seorang pengusaha Indonesia nan lahir pada 17 April 1948 di Singapura. Dia acap disebut sebagai Raja Batu Bara di Indonesia dan merupakan pendiri dari Bayan Resources, perusahaan nan bergerak di sektor industri batu bara. Namanya sudah biasa terpampang dalam daftar konglomerat terkaya di Indonesia.

Sejak berumur 20 tahun, Low Tuck Kwong sudah bekerja di perusahaan bangunan gedung milik ayahnya, David Low Yi Ngo, nan merupakan pemilik dan kepala dari perusahaan bangunan di Singapura. Setelah bekerja beberapa tahun berbareng sang ayah, Low akhirnya memutuskan untuk pindah ke Indonesia pada 1972, guna mencari peruntungan nan lebih besar.

Low Tuck Kwong merintis usahanya sendiri dengan mendirikan sebuah perusahaan kontraktor berjulukan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI). Perusahaan pertamanya ini konsentrasi bergerak di bagian kontraktor tanah, pekerjaan sipil, dan struktur kelautan. Tak hanya itu, JSI juga menjadi pelopor bangunan fondasi tumpuk alias nan disebut dengan pile foundation.

Perusahaan kontraktor Low Tuck Kwong sukses mengalami perkembangan nan cukup pesat. Beberapa tahun kemudian, JSI pun mulai melebarkan sayap upaya ke sektor penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka pada 1988. Kemudian pada 1992, dia berganti kebangsaan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

Kekayaan Low Tuck Kwong terus bertambah setelah shopping tambang batu bara pertamanya pada 1997. Melansir dari Bayan.com.sg, tambang itu dibelinya melalui PT Gunungbayan Pratamacoal alias nan sekarang dikenal dengan nama Bayan Resources. Sebuah perusahaan nan bergerak sebagai inovator dalam industri pertambangan batu bara Indonesia.

Selang setahun, pada 1998, dia juga mengoperasikan sebuah terminal batu bara di Balikpapan, Kalimantan Timur melalui perusahaan PT Dermaga Perkasapratama. Selain itu, perusahaan ini juga terus mencari metodologi dan teknologi baru untuk menjadi produsen dengan biaya terendah di Indonesia.

Satu dasawarsa setelah pendiriannya, Bayan Resource go publik pada 2008. Di bawah kepemimpinan Low Tuck Kwong, perusahaan ini telah mempunyai beragam prasarana terkemuka melalui Terminal batubara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Floating Transfer Barges (KFT’s).

Selain itu, Low Tuck Kwong juga memegang kedudukan krusial di perusahaan daya terbarukan Singapura Metis Energy serta mempunyai kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric. Adapun dukungannya terhadap SEAX Global dilakukan dengan membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet nan menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Nama Low Tuck Kwong pernah memuncaki daftar orang terkaya di Indonesia berasas Forbes Real Time Billionaires per 30 Oktober 2023. Dilaporkan, pengusaha batu bara ini mempunyai kekayaan kekayaan sebesar US$ 24,5 miliar alias sekitar Rp 389 triliun (kurs Rp 15.987 per dolar AS). Dengan demikian, dia juga tercatat sebagai orang terkaya ke-63 di dunia.

Sebagai seorang pengusaha, Low Tuck Kwong mempunyai beragam jenis upaya nan menjadi sumber harta kekayaannya. Adapun daftar upaya dari raja batu bara Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

1. Batu Bara

Iklan

Pada 1973, Low Tuck Kwong mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) nan bergerak di bagian pekerjaan tanah, sipil, serta struktur kelautan. Lalu, PT JSI membeli tambang melalui PT Gunungbayan Pratamacoal nan sekarang berganti nama menjadi PT Bayan Resources.

Selain konsentrasi pada pengerukan, Low juga membangun Samindo Resources nan bekerja mengelola batu bara. Perusahaan nan dulunya berjulukan PT Myoh Technology tersebut mengambil batuan sebagai sumber daya fosil nan berasal dari PT Kideco Jaya Agung. Adapun jumlah kepemilikan sahamnya adalah 14,18 persen alias 312 juta lembar saham.

2. Konstruksi

Selama 1980-an sampai 1990-an, PT JSI secara singkat menjadi perintis dalam proyek pengadaan pondasi tiang pancang dan kontraktor di Indonesia. Karena memandang kesempatan begitu besar dan kesuksesan ada di depan mata, Low Tuck Kwong memutuskan untuk beranjak kebangsaan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

3. Energi Terbarukan

Sumber kekayaan Low Tuck Kwong juga diperoleh dari sektor daya baru dan terbarukan (EBT). Ia mengendalikan perusahaan Metis Energy nan bermarkas di Singapura. Pabrik tersebut mengusung visi dan misi untuk mengurangi emisi karbon. Meski dianggap bertentangan dengan batu bara, perusahaan itu berkembang di area Asia Pasifik.

4. Telekomunikasi

Low Tuck turut mendorong konektivitas sistem kabel internet bawah laut di Indonesia, Malaysia, dan Singapura melalui SEAX Global. Ia juga melebarkan sayap upaya dengan membeli saham PT Voksel Electric nan konsentrasi pada produksi kabel dan kawat listrik. Tercatat, sang taipan mempunyai 329 juta lembar saham alias sebesar 7,93 persen.

5. Hospitality

The Farrer Park Company adalah perusahaan Low Tuck Kwong nan bergerak di bagian perhotelan dan perawatan kesehatan. Industri tersebut diklaim sebagai integrasi jasa medis dan perhotelan pertama di Singapura. Diketahui, anak sang miliarder, Elaine Low masuk dalam jejeran majelis dewan The Farrer Park Company.

6. Kebun Binatang

Tercatat, sumber kekayaan Low Tuck Kwong lainnya datang dari sektor edukasi dan hiburan. Melalui PT Bayan Resources, konglomerat itu menggelontorkan biaya lebih dari Rp 10 miliar untuk membangun Kebun Binatang Gunung Bayan. Kebun hewan nan disebut dengan nama Tabang Zoo itu mengoleksi satwa eksotis nan habitatnya tergusur aktivitas pertambangan batu bara.

Tabang Zoo dibuka untuk umum pada hari libur dengan kapabilitas hingga 6.000 visitor per hari. Berdasarkan rilis Muri.org, kebun hewan milik orang bergelar Raja Batu Bara itu merawat hewan albino terbanyak di Indonesia, ialah 28 spesies.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  | RADEN PUTRI 

Pilihan Editor: Deretan Perusahaan dalam Lingkaran Kekayaan Low Tuck Kwong

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis