TEMPO.CO, Jakarta - Layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk telah beraksi di Indonesia. Meski pemerintah belum mengumumkan peluncuran resminya. Rencananya, pengumuman dilakukan pada pertengahan Mei 2024 usai uji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun, beragam testimoni dari pengguna Starlink di Indonesia telah bermunculan di media sosial seperti X. Salah satunya, Asep Indrayana, 32 tahun. Warga nan tinggal di Cigugur Girang, Bandung Barat itu sudah berlangganan Starlink sejak Sabtu, 4 Mei 2024.
Menurut dia, nilai jasa internet Starlink jauh lebih murah dibanding operator seluler lain. Serta kecepatannya nan berbeda. “Paling sigap 360 Mbps, rata-rata 250 Mbps (jika dipakai di rumah),” kata dia kepada Tempo, Senin, 6 Mei 2024.
Perusahaan telekomunikasi itu memang menjanjikan internet dengan kecepatan tinggi, apalagi di wilayah terpencil sekalipun. Sehingga lebih mempermudah pengguna di area tersebut, misalnya untuk streaming, panggilan video, game online, dan kerja jarak jauh.
Dilansir dari laman resmi Starlink, anak upaya SpaceX itu menawarkan paket langganan mencakup info berkecepatan tinggi tanpa pemisah di darat tanpa komitmen jangka panjang. Starlink menyatakan layanannya tahan cuaca, meski berada di wilayah bersalju, hujan es, hujan, lebat, serta angin kencang nan ekstrem.
Pengenalan pertama Starlink dilakukan di Redmond, Washington pada Januari 2015. Di mana, SpaceX berfokus memperpendek jarak antara satelit dan bumi. Bulan Mei 2019, SpaceX mulai meluncurkan satelit pertamanya dengan roket Falcon 9 dari stasiun Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Beberapa kali percobaan, roket Falcon 9 mengalami kegagalan peluncuran. Misalnya, pada Minggu malam, 28 Februari 2021 roket itu kandas meluncur beberapa menit sebelum lepas landas.
Iklan
Misi itu disebut sebagai Starlink 17 alias peluncuran keenam perusahaan pada tahun 2021. Hingga akhirnya, di tahun nan sama, mereka sukses meluncurkan armada baru sejumlah 60 satelit dengan biaya investasi sebesar US$ 10 miliar.
Tahun itu juga, Starlink resmi membuka jasa mereka secara komersial. Federal Communication Commission (FCC) Amerika Serikat apalagi memberi subsidi sebesar US$ 885,5 juta kepada SpaceX. Namun, subsidi itu dicabut pada Agustus 2022 lantaran dinilai kandas memberi jasa nan dijanjikan.
Tahun 2022, Starlink mulai ekspansi ke negara-negara berkembang termasuk Asia Tenggara. Elon Musk mengumumkan bahwa Starlink sudah bekerjasama dengan PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat untuk menyediakan akses internet ke daerah-daerah terpencil.
Hingga tahun ini, SpaceX mempunyai kapabilitas membangun hingga 55 satelit per minggu dan meluncurkan lebih dari 200 satelit per bulan. "Satelit Starlink beraksi di low earth orbit di bawah ketinggian 600 kilometer," dikutip dari laman resmi Starlink pada 12 Februari 2024.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan Starlink sudah lulus uji laik operasi (ULO) di Indonesia tahun ini. Sedangkan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut peluncuran resmi Starlink bakal dilakukan pada pertengahan Mei 2024 usai uji coba di IKN.
Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia