Jakarta, CNN Indonesia --
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 Tri Rismaharini mengunjungi Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, untuk berjumpa dan mendengarkan langsung keluhan para nelayan.
Dalam kunjungan ini, Risma membujuk para nelayan untuk mengikuti program training pasca panen sebagai solusi agar hasil tangkapan ikan dapat mempunyai nilai jual nan lebih tinggi.
"Sayang jika ikan hasil tangkapan itu kelak kedaluwarsa dan tidak bisa digunakan dan dibuang. Dengan pelatihan, nantinya bisa diolah menjadi pakan ternak. Nanti juga kita ajari anak-anak muda biar bisa mengolahnya," kata Risma saat berjumpa langsung dengan nelayan, Sabtu (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti bapak ibu bakal kita latih mengolah ikan jadi bakso, nugget, abon, agar biar tahan lama. Kalau bisa diolah, harganya bisa lima kali lipat. Nah itu nan mau saya ajarkan pada bapak ibu semua," sambungnya.
Pelatihan itu dia tawarkan lantaran mau para nelayan, khususnya di Jawa Timur, dapat hidup lebih sejahtera. Mengingat di wilayah pesisir banyak penduduk nan menggantungkan hidupnya sebagai nelayan.
Untuk itu, Risma banyak mendengar keluhan para nelayan agar apa nan menjadi programnya jika terpilih sebagai gubernur Jawa Timur periode 2025-2030 langsung tepat sasaran.
"Sebelum ke sini saya mendengar permasalahan-permasalahan nan dihadapi nelayan. Kalau bapak ibu dengar debat terakhir saya, salah satunya saya singgung soal nelayan," ujarnya.
"Jadi bapak ibu insya Allah saya pingin petani dan nelayan itu hidupnya lebih baik, lantaran itu nan sempat saya dengar setiap kali saya berkeliling di Jawa Timur kira-kira apa-apa saja masalahnya," katanya.
Mantan Mensos RI itu menambahkan, training untuk para nelayan tersebut tidak kudu menunggu dia menjadi Gubernur Jawa Timur terlebih dahulu. Namun bakal diberikan secepatnya melalui bantuannya sendiri.
"Kalau bapak ibu berkenan kelak saya datangkan pembimbing nggih. Kalau berkenan kita bakal berkonsentrasi untuk pengelolaan pasca panen ikannya," katanya.
"Ibu-ibu jangan cemas kelak setelah training alat-alat itu kami berikan ke ibu-ibu, gratis," lanjut Risma.
Saat perbincangan dengan nelayan, Risma juga mendengar keluh kesah nelayan setempat. Seperti Pak Rozi, seorang nelayan Sendang Biru nan mengatakan jika para nelayan mau dibantu mengenai pajak PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) nan dirasa cukup memberatkan dan tidak berpihak pada nelayan kecil.
"Ya memang itu memberatkan nelayan bu. Kita kudu memikirkan bayar retribusi-lah, ngurus perizinan nan ribet dan sebagainya. Sementara untuk modal awal kita berlayar aja tetap mikir tetap ngutang," ungkapnya.
Menanggapi perihal itu, Risma mengatakan jika program mengenai PNBP telah dia rancang agar para nelayan tidak lagi memikirkan perihal tersebut. Risma mengatakan, semestinya nelayan tidak perlu terbebani pajak, dan soal perizinan nan terlalu berkait juga kudu dihilangkan.
"Pajak PNBP itu, waktu debat saya sampaikan, sudah jika itu memang menyulitkan masyarakat biar nan menyelesaikan pemerintah provinsi dan pusat biar bapak ibu gak usah bayar," kata Risma.
"Dan kedua persoalan izin saya bakal coba pelajari dan evaluasi, lantaran memang izin itu harusnya hanya sekali, gak berkali-kali," ujarnya.
(inh/inh)