TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini berada di level Rp 15.995, menguat tipis dibandingkan kemarin Rp 15.999 per US$. Gubernur Bank Indonesia alias BI Perry Warjiyo mengatakan, tak perlu terkejut dan bingung bakal pergerakan nilai tukar rupiah nan mendekati level Rp 16 ribu ini.
Menurut dia, perkembangan nilai tukar rupiah tetap dalam keadaan stabil. Bahkan, kata Perry kurs rupiah condong menguat.
“Gak usah kaget, Gak usah bingung. Rp 15.990 Alhamdulillah, nan krusial stabil. Di sekitar Rp 16.000, apalagi menuju Rp 15.900 dan seterusnya. Dari hari ke hari, nilai tukar naik turun, tapi secara keseluruhan BI memandang rupiah stabil dan bakal condong menguat,” kata Perry dalam konvensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Pusat pada Rabu, 22 Mei 2024.
Dia menjelaskan, stabilitas nilai tukar rupiah sejalan dengan empat bauran kebijakan nan dilakukan oleh BI. Pertama, kembali masuknya aliran portofolio modal asing. Kedua, menariknya imbal hasil.
Ketiga, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia nan lebih bagus dibandingkan dengan negara emerging market. Keempat, komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Perry menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau bergerak menguat sepanjang bulan Mei 2024. Hal ini dipengaruhi bauran kebijakan moneter BI dalam memitigasi akibat rambatan ketidakpastian global.
Iklan
"Nilai tukar rupiah secara bulanan pada Mei 2024, info hingga 21 Mei 2024 kembali menguat sebesar 1,66 persen point-to-point (ptp). Setelah pada April 2024 melemah 2,49 persen ptp," kata Perry.
Menurut Perry, respons bauran kebijakan BI mendorong aliran modal asing masuk ke pasar finansial Indonesia. Utamanya pada Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Aliran modal asing masuk tercatat sebesar US$ 4,2 miliar hingga 20 Mei 2024.
"Dengan perkembangan ini, secara year-to-date, nilai tukar rupiah melemah lebih mini ialah 3,47 persen dari posisi akhir Desember 2023. Lebih baik dibandingkan dengan pelemahan peso Filipina, won Korea Selatan dan baht Thailand (yang) masing-masing 4,91 persen, 5,52 persen, dan 5,99 persen," tuturnya.
Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah nan Disorot Masyarakat