TEMPO.CO, Jakarta - Indeks dolar AS ditutup menguat dan memukul nilai tukar rupiah dalam penutupan perdagangan Selasa, 11 Juni 2024. Nilai tukar rupiah melemah 8 poin ke level Rp16.291 per dolar AS. Pada perdagangan Senin kemarin, kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.282.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan mata duit AS didukung oleh imbal hasil Treasury nan lebih tinggi setelah info pekerjaan domestik nan menguat pada akhir pekan lalu. Hal ini, kata dia memicu turunnya ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Fed tahun ini.
Mengutip Reuters, ahli ekonomi memperkirakan inflasi nilai konsumen AS bakal turun menjadi 0,1 persen dari 0,3 persen pada bulan lalu. Kemudian, tekanan nilai inti bulan ini bakal tetap stabil pada kisaran 0,3 persen.
"Diperkirakan tidak ada perubahan kebijakan pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed nan berhujung pada Rabu. Namun, para pejabat bakal memperbarui proyeksi ekonomi dan suku kembang mereka. Pasar saat ini memperkirakan hanya pemotongan sebesar 37 pedoman poin pada bulan Desember," kata Ibrahim.
Dari dalam negeri, keahlian penjualan satuan pada Mei 2024 diperkirakan meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2024 nan mencapai 233,9 alias secara tahunan tumbuh 4,7 persen. "Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam daya beli masyarakat dan juga efektivitas kebijakan ekonomi, didorong oleh subkelompok sandang, golongan makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori."
Iklan
Secara bulanan, penjualan satuan Mei 2024 diprakirakan terkontraksi 1 persen. Hal ini sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca-Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. "Kontraksi lebih dalam tertahan oleh beberapa golongan nan tetap tumbuh positif, ialah golongan suku cadang dan aksesori, serta bahan bakar kendaraan bermotor," kata Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi pada Selasa, 11 Juni 2024.
Pada April 2024, IPR tercatat mencapai 236,3 alias mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen secara tahunan. Namun, kontraksi lebih dalam tertahan oleh golongan suku cadang dan aksesori serta bahan bakar kendaraan bermotor nan mencatatkan pertumbuhan positif.
Secara bulanan, penjualan satuan tercatat tumbuh 0,4 persen. Hal ini utamanya didorong oleh golongan peralatan info dan komunikasi, peralatan budaya dan rekreasi, serta makanan, minuman, dan tembakau sejalan dengan aktivitas masyarakat saat HBKN Idul Fitri.
Pilihan Editor: Rupiah Diperkirakan Melemah hingga Rp16.330 per Dolar AS