Santri di Blitar Tewas usai Dilempar Kayu Berpaku oleh Ustaz

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang santri berinisal KAF (14) di sebuah pondok pesantren di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, tewas usai dilempar kayu berpaku oleh ustaz alias gurunya.

Santri sekaligus siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) berumur 14 tahun asal Blitar itu dilempar oleh ustaz berisinial U dengan kayu nan tertancap sejumlah paku, gara-gara tak segera melaksanakan Salat Dhuha.

Salah satu pengajar di pesantren nan tak mau disebut namanya menceritakan, kejadian tersebut bermulai saat korban sedang bersama teman-temannya, Minggu (15/9) pagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustaz berinisial U itu meminta para santri untuk mandi dan bersiap menunaikan Salat Dhuha. Namun para santri rupanya tidak segera melakukan perintah itu.

Secara spontan ustaz U melempar sebilah kayu berpaku ke arah santri. Kayu itu kemudian tertancap ke bagian belakang kepala korban.

"Masuk waktu Dhuha tapi anak-anak tetap main badminton. Mungkin emosi alias apa. Katanya bermaksud melempar ke tanah, agar bubar. Ternyata malah kena kepala siswa. Dilempar lampau menancap ke bagian sini (kepala belakang). Seketika langsung enggak sadar anaknya," kata saksi.

Akibat lemparan kayu tersebut, korban langsung tak sadarkan diri. Dia pun dilarikan ke RSUD Srengat Kabupaten Blitar hingga RSUD Kabupaten Kediri (RSKK). Namun nyawanya tak tertolong lantaran sudah mengalami pendarahan parah.

Kronologi itu juga dibenarkan Kasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar. Ia menyebut perihal itu bermulai saat para santri diminta oleh ustaznya untuk segera mandi dan Salat Dhuha.

"Karena santri tersebut tidak segera meninggalkan mainnya kemudian ustaz tersebut mengambil kayu dan dilemparkan ke santri tersebut. Kebetulan pada saat itu korban lewat, akhirnya korban itu lewat dan mengenai kepala bagian belakang, kayu tersebut ada pakunya," kata Samsul kepada awak media.

Paku itu sudah dicabut dari kepala korban. Namun KAF sudah tak sadarkan diri. Dia kemudian dibawa ke RSUD Srengat. Karena kondisinya cukup parah, korban dilarikan ke RSKK Kediri.

"Ternyata sampai di sana, RS mau melakukan operasi sudah tidak berani, lantaran kepalanya sudah mengalami pendarahan, dan andaikan dilaksanakan operasi pun, mini sekali untuk berhasil. Akhirnya pihak RS tidak berani mengambil akibat untuk operasi, akhirnya korban meninggal dunia," ucapnya.

Terkait kejadian tersebut, kata Samsul, pihak Polres Blitar Kota sudah mengambil langkah-langkah penyelidikan dan menerbitkan surat perintah penyelidikan.

Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan ke para ustaz alias guru-gurunya, baik nan mengantar korban ke RS, maupun ustaz nan melempar kayu. Begitu juga pemilik pondok pesantren, serta pihak RS.

Dari hasil pemeriksaan, ustaz nan melempar korban dengan kayu berpaku pun sudah mengakui perbuatannya. Namun hingga sekarang dia belum ditetapkan jadi tersangka.

"[Ustaz nan melempar kayu berpaku] sudah dimintai keterangan dan mengakui itu. Tapi belum dilakukan penetapan tersangka," ucapnya.

Pasalnya, kata Samsul, pihak family korban belum membikin laporan ke kepolisian. Sebab, santri ini diduga hidup hanya didampingi neneknya. Kedua orang tuanya disebut berada di luar negeri dan belum dapat dihubungi.

"Polres Blitar Kota sudah berupaya untuk memanggil dari family korban, lantaran apa, korban itu hidup hanya dengan neneknya, orang tuanya di luar negeri semua, ibunya di luar negeri, bapaknya di luar negeri dihubungi tidak bisa, lantaran tidak mempunyai nomor handphone-nya," kata dia.

"Polres Blitar Kota sudah berupaya untuk memanggil dari pihak korban, tapi sampai saat ini dari pihak korban belum menghadiri undangan nan dikirimkan dari satreskrim. Mungkin lantaran tetap berduka, tetap bersungkawa jadi belum bisa datang ke polres untuk memberikan laporan dan pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Samsul.

(frd/dna)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional