TEMPO.CO, Jakarta - Pengangkatan Thomas Djiwandono sebagai wakil menteri finansial II di Kabinet Presiden Joko Widodo alias Jokowi tengah disorot. Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Misbah Hasan mengkritisi pemilihan wamen nan merupakan keponakan Prabowo.
Menurut Misbah, pelantikan kali ini jadi akomodasi politik. “Berpotensi menimbulkan conflict of interest dan nepotisme,” kata dia saat dihubungi Kamis, 18 Juli 2024.
Hal itu bakal makin terlihat saat Prabowo dilantik kelak dan Thomas Djiwandono tetap dipertahankan, alias apalagi diangkat menjadi menteri keuangan.
Saat ini, menurut Misbah, tidak diperlukan Wamenkeu baru, mengingat masa kepemimpinan Presiden Jokowi tinggal sekitar empat bulan. “Tidak ada sesuatu nan mendesak untuk disikapi secara fiskal,” ujarnya lagi.
Ia memahami perlu upaya untuk memasukkan program-program prioritas Prabowo dalam APBN 2025. Semuanya bakal dilihat dalam Nota Keuangan dan RAPBN nan bakal dibacakan Presiden Jokowi tanggal 16 Agustus nanti, lantaran di KEM PPKF 2025 belum cukup terlihat. “Tapi harusnya bukan ponakannya Pak Prabowo sendiri nan ditunjuk, bisa ahli nan lain,” ujarnya.
Iklan
Thomas Djiwandono alias Tommy menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan II, mendampingi Wamen I, Suahasil Nazara. Penunjukan berasas Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45M Tahun 2024.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan kehadiran Thomas sebagai bagian kementerian finansial adalah untuk memuluskan transisi. Tommy bakal ikut dalam penyusunan rancangan APBN 2025.
Sebagai wakil menteri finansial dia bakal memperkuat koordinasi dengan tim gugus tugas sinkronisasi. Jika sebelumnya perlu mengundang tim untuk membahas perihal finansial negara, Sri Mulyani mengatakan saat ini tidak perlu lagi. “Enggak perlu ada pertemuan unik lantaran sekarang Mas Thomas sudah ada di sini,” kata dia dalam konfrensi pers perkenalan wamen baru di Kementerian Keuangan, Kamis 18 Juli 2024.
Pilihan Editor: Terpopuler: Keponakan Prabowo Diduga Disiapkan untuk Gantikan Sri Mulyani, Hermanto Tanoko Salip Hartono Bersaudara