TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan penerapan bahan bakar minyak (BBM) berjenis biodiesel dengan kandungan 40 persen bahan bakar nabati (BNN) berbasis minyak sawit alias disebut biodiesel B40 bakal menyelamatkan negara. Ia menyebut, negara bakal menghemat emisi hingga 40 juta ton lewat program ini.
“B40 itu (menghemat emisi) lebih dari 40 juta ton. Dan ini adalah kontribusi konkrit Indonesia kepada dunia,” ucap Airlangga ketika ditemui di hotel The Four Seasons, Jumat, 29 November 2024.
Airlangga menjelaskan sebelumnya dalam penerapan biodiesel B35, pemerintah juga telah sukses menghemat emisi. Ia mengklaim, lewat penerapan biodiesel B35 pemerintah sukses mengurangi sekitar 32 juta ton kadar emisi di udara.
“Dalam program B35 kita menghemat sekitar 32 juta ton CO2,” ujar dia.
Keberhasilan ini, kata Airlanga, mendapatkan pujian dari negara tetangga Malaysia. Menurut Airlangga, program tersebut dipuji lantaran sukses berkontribusi dalam upaya mengurangi tingkat emisi secara global.
“Malaysia juga mengapresiasi program B40 nan dilakukan oleh Indonesia lantaran ini berkontribusi kepada bumi terutama dalam pengurangan emisi,” kata dia.
Ia juga memastikan bahwa program mandatori biodiesel B40 bakal mulai diterapkan per tanggal 1 Januari 2025. Komitmen tersebut ditegaskan oleh Airlangga meskipun belakangan ini nilai minyak sawit sedang melonjak tinggi.
“Untuk biodiesel B40, kami berkomitmen untuk mulai pada tanggal 1 Januari,” ucapnya.
Sebelumnya Airlangga sendiri sempat menyebut bahwa penerapan biodiesel B40 bisa mempercepat transisi energi. Hal ini sesuai dengan sasaran besar pemerintah untuk bisa mencapai emisi nol karbon alias net zero emission (NZE).