Seloroh Warga Kampung Nelayan Tambak Lorok yang Memilih Bertahan Meski Dihantam Rob dan Abrasi

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan tanggul laut tahap II pesisir pantai utara Semarang, Jawa Tengah, memberi angan baru bagi penduduk Kampung Nelayan Tambak Lorok. Slamet Riyadi, Ketua RW 16, berambisi tanggul nan ditargetkan Presiden Jokowi rampung pada Agustus 2024 itu bisa membebaskan penduduk dari ancaman rob.

Ia sekaligus berambisi klaim Jokowi nan disampaikan usai meninjau proyek tersebut pada Senin, 17 Juni 2024, bahwa tanggul itu bisa menahan rob hingga 30 tahun, betul adanya. Pasalnya,  Slamet  berujar, penduduk sudah menderita dengan adanya rob dan abrasi nan selalu menakut-nakuti kampungnya.

Secara ekonomi, penduduk juga dirugikan lantaran kudu acapkali mengurug alias meninggikan rumah agar tidak tenggelam. Belum lagi, kata Slamet, kerugian lantaran banyak peralatan elektronik rusak gara-gara kena banjir.

Sementara di sisi lain, dia menuturkan penduduk tidak mungkin pindah. Ia mengaku pernah beberapa kali ditanya ketua wilayah setempat ihwal argumen tersebut. Jawaban nan sama juga beberapa kali dia sampaikan. 

“Ya guyon waton (becanda), penduduk Tambak Lorok siap dipindah di mana saja. Mau di Ungaran, di Salatiga, siap. Syaratnya, lautnya ikut dipindah,” kata Slamet ketika ditemui di kampungnya, Selasa, 18 Juni 2024. Ia lantas tertawa.

Slamet menyampaikan bercandaan tersebut bukan asal-asalan. Ia berujar, meninggalkan Tambak Lorok bukan perkara mudah bagi warga. Sebab, penduduk kampung nelayan ini sudah kadung hidup dan berjuntai pada laut. Keahliannya untuk memperkuat hidup pun, dengan melaut alias menjadi nelayan.

“Kalau dipindah jadi petani, apa cocok?” ucap Slamet. “Kalau dibilang, perahu bisa tetap di sini, nan menjaga siapa? Siapa nan menjamin keamanannya?”

Karena itu, saat ini, dia berambisi pemerintah bisa betul-betul memberi solusi. Meskipun keberadaan tanggul laut tahap II sudah membikin situasi membaik, Slamet berujar, Tambak Lorok belum betul-betul terbebas dari rob. Pasalnya, tetap ada rembesan air dari tanggul tahap I. Di RW 16, tanggul tahap pertama itu dibangun di sisi barat.

“Jadi, nan dulunya air pasang dari timur, sekarang datang dari bocoran tembok di sebelah barat,” kata dia.

Selanjutnya baca: Warga berambisi pembangunan tanggul tahap II tuntas
  • 1
  • 2
  • Selanjutnya

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis