TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto melanjutkan lawatan panjangnya dengan mengunjungi Inggris setelah penutupan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Brasil, Minggu, 17 November 2024. Sebelumnya, dia berjumpa dengan Presiden Cina Xi Jinping, Presiden AS Joe Biden, datang dalam KTT APEC di Peru dan KTT G-20 di Brasil. Dalam lawatan ke Inggris nan dimulai hari ini, Senin, 18 November 2024, Prabowo bakal berjumpa dengan PM Keir Stamer dan Raja Charles di Istana Buckingham. Prabowo menyatakan optimistis untuk bisa menarik investasi dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. "Nanti pulang dari sini, saya bakal ke Inggris untuk berjumpa bicara masalah ekonomi juga, kemungkinan-kemungkinan kita bisa narik investasi," kata Prabowo di sela-sela kegiatannya menghadiri KTT G20 di Brasil, Minggu, seperti ditayangkan di
Presiden mengatakan rangkaian lawatannya ke negara-negara lain memanfaatkan momentum banyaknya undangan bagi Indonesia menghadiri aktivitas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) nan lokasinya jauh.
Momentum itu digunakan untuk menarik lebih banyak kerja sama dengan mitra luar negeri nan dapat menguatkan ekonomi Indonesia, katanya.
Sebelumnya, Prabowo dalam sebuah pernyataan pada 13 November 2024, mengatakan bahwa Indonesia mempunyai kesukaan berasosiasi dengan beberapa golongan ekonomi untuk mencari kesempatan demi kesejahteraan rakyat.
Pesan itu disampaikan Presiden mengenai kemauan RI masuk dalam Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan OECD serta BRICS.
"Saya kira nggak ada masalah. Kita juga ikut IPEF, kita juga ikut CPTPP," kata Prabowo di sela kunjungan kenegaraan di Amerika Serikat, Rabu pekan lalu.BRICS adalah golongan kerja sama nan diprakarsai Brasil, India, Cina dan Afrika Selatan. IPEF alias Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kesejahteraan nan diinisiasi Presiden Joe Biden pada 2022 dengan 14 personil termasuk AS, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara ASEAN.
Sedangkan CPTPP alias Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik adalah sebuah perjanjian dagang antara Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Prabowo mengatakan, Indonesia memang mau ikut dalam beberapa golongan ekonomi, untuk mencari nan terbaik. "Ya kita ikut beberapa kelompok. Untuk ekonomi kita mau mencari nan terbaik, peluang-peluang untuk ekonomi kita. Kita kudu memikirkan kesejahteraan rakyat kita kan," jelas Presiden Prabowo. Hasil Pertemuan dengan Xi dan Biden
Xi juga menyatakan siap memberikan pendanaan untuk program makan bergizi cuma-cuma bagi anak sekolah. Pemerintah pada APBN 2025 menyiapkan anggaran Rp71 triliun, ini tetap dinilai kurang lantaran belum bisa mencakup seluruh anak usia sekolah, ibu mengandung dan balita.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan isi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping nan antara lain membahas soal ekonomi biru dan tanggul laut raksasa alias "great sea wall".
Dalam pertemuan di Gedung Putih pada 12 November 2024, Prabowo dan Presiden AS Joe Biden sukses menyepakati sejumlah kerja sama.
"Untuk terus memperluas kerja sama ini, Presiden Biden dan Prabowo mengumumkan inisiatif baru untuk memberikan masa depan nan lebih baik bagi penduduk negara kita dan Indo-Pasifik nan bebas, terbuka, makmur, aman, dan tangguh," demikian keterangan Gedung Putih.
Amerika Serikat dan Indonesia telah lama menjadi mitra dalam memajukan kesejahteraan bagi penduduk negara masing-masing. Kedua negara berada di sejumlah forum kerja sama di area Indo-Pasifik.
Gedung Putih meyakinkan Amerika Serikat bakal terus berkolaborasi dengan Indonesia dalam beragam aktivitas untuk mempromosikan pembangunan perkotaan nan berkelanjutan, termasuk penerapan solusi kota pandai nan inovatif, prasarana berkualitas, dan praktik terbaik internasional untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota di Indonesia.
Biden mengumumkan program-program untuk mendorong kemakmuran ekonomi berkelanjutan, di antaranya perjanjian kerangka kerja perdagangan dan investasi, mengenai IPEF, serta proyek percontohan Smart City Infrastruktur Digital.
AS sebelumnya telah mempunyai 32 program support teknis berkepanjangan nan didanai oleh negara-negara International Partners Group (IPG) dengan total $202,7 juta dengan tambahan $831,42 juta nan disetujui dalam tujuh pinjaman dan investasi ekuitas.