TEMPO.CO, Jakarta - Rencana kenaikan nilai satuan tertinggi (HET) minyak goreng rakyat alias MinyaKita bakal terjadi setelah Idul Adha 2024. Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan namalain Zulhas mengusulkan kenaikan HET MinyaKita sebesar Rp 15.500 per liter.
Ia mengatakan, usulan ini bakal disampaikan saat melakukan rapat berbareng Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Kendati demikian, Zulhas tak menjelaskan perincian mengenai nomor kenaikannya. Dia hanya menyebut bahwa kenaikan itu sedang didiskusikan. “Sedang didiskusikan, mudah-mudahan minggu depan,” kata Zulhas.
Sebelumnya, Zulhas juga telah memberi sinyal bahwa harga MinyaKita bakal naik sebesar Rp 1.500 menjadi Rp 15.500. Sementara, nilai MinyaKita saat ini Rp 14.000 per liter. Menurut Zulhas, kenaikan itu disebabkan nilai minyak goreng rakyat itu kudu menyesuaikan nilai tukar rupiah nan sudah merosot hingga Rp 16.344 per dolar AS.
Pada Rabu, 6 Juli 2022, pemerintah Indonesia meluncurkan program terbaru mereka untuk mengatasi persoalan seputar nilai dan kelangkaan minyak goreng, ialah MinyaKita. Program ini memperkenalkan sebuah produk minyak goreng nan dijanjikan mempunyai nilai nan terjangkau untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi terkini.
Mendag mengungkapkan bahwa produk MINYAKITA bakal didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000/liter. Hal tersebut bermaksud agar memudahkan masyarakat dalam membeli minyak goreng dengan nilai terjangkau.
MinyaKita diumumkan sebagai sebuah penemuan dari Kementerian Perdagangan, dengan tujuan untuk memastikan pengedaran minyak goreng nan murah dan aman, sekaligus memenuhi standar keamanan dan kualitas nan telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dalam konteks ini, MinyaKita tidak hanya datang sebagai sebuah produk, tetapi juga sebagai solusi terobosan nan diharapkan dapat memberikan akibat positif bagi masyarakat secara luas. Dengan nilai nan terjangkau, diharapkan MinyaKita bisa mengurangi beban ekonomi bagi rumah tangga Indonesia, terutama di tengah kondisi ekonomi nan tidak pasti akibat dari beragam aspek termasuk pandemi Covid-19.
Salah satu aspek nan menonjol dari MinyaKita adalah kepatuhan terhadap standar keamanan dan kualitas. Dengan telah memenuhi persyaratan nan ditetapkan oleh BPOM dan SNI, MinyaKita memberikan agunan kepada konsumen bahwa produk ini kondusif untuk dikonsumsi dan memenuhi standar kualitas nan diperlukan. Langkah ini juga krusial untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk lokal dan meningkatkan daya saing minyak goreng produksi dalam negeri.
Iklan
Selain nilai tukar rupiah, Zulhas mengatakan, nilai minyak goreng menyesuaikan nilai bahan pokok lainnya, seperti beras. Dia menyebut, nilai beras di pasar sudah menyentuh nomor Rp 12.500 alias naik sebesar Rp 1.609. “Memang sudah saatnya MinyaKita (naik),” kata Zulhas.
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian mengungkapkan, rencana kenaikan nilai satuan tertinggi (HET) MinyaKita disebabkan oleh masalah distribusi. Menurut dia, minyak goreng rakyat itu justru banyak diedarkan oleh swasta, alih-alih BUMN pangan.
“Jika kita bedah, penyebab kenaikan HET minyak kita ini lebih banyak disebabkan lantaran distribusi, bukan di produksi,” ujar Eliza saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Selasa, 18 Juni 2024.
Eliza menjelaskan, kenaikan nilai itu diasumsikan agar penjual satuan mendapatkan untung memadai. Pasalnya, nilai modal MinyaKita di tingkat pedagang besar sudah lebih dari Rp15.000.
MYESHA FATINA RACHMAN I HANAA SEPTIANA
Pilihan Editor: Siap-siap MinyaKita Naik Rp 25.500 Setelah Idul Adha, Semula Diadakan untuk Akses Minyak Goreng Terjangkau