Spesialis Gizi Klinik: Bayi sampai Usia 2 Tahun Perlu Jadi Fokus Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis Gizi Klinik, Dokter Johanes Chandrawinata, menyarankan pemberian makan bergizi cuma-cuma lebih difokuskan di 1.000 hari pertama kehidupan alias bayi usia 0-2 tahun.

"Bayi sejak dalam kandungan kudu diperhatikan kecukupan gizinya sampai dia lahir agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, juga untuk mencapai potensi nan maksimal dari gen-nya. Jadi, seribu hari pertama itu sangat penting," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2024.

Pernyataan tersebut merespons diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional, nan membagi empat golongan prioritas pemenuhan gizi program makan bergizi cuma-cuma pemerintahan Prabowo ialah peserta didik, anak usia di bawah lima tahun (balita), ibu hamil, dan ibu menyusui.

Johanes menegaskan, pemberian makanan bergizi cuma-cuma juga kudu memperhatikan kebutuhan gizi di setiap usia.

"Memang jika balita itu kita kudu memandang usianya berapa. Nah, bayi pun makannya berbeda, kan? Enam bulan pertama mesti diberikan ASI eksklusif, setelah enam bulan ke atas baru mulai pemberian makanan pendamping ASI, kemudian satu separuh tahun ke atas sudah bisa makanan seperti orang dewasa, tetapi disesuaikan juga untuk si bayi, jangan diberikan makanan nan terlalu keras alias pedas misalnya, sesuaikan dengan tahap tumbuh kembang si anak," paparnya.

Menurut dia, pemenuhan gizi ibu mengandung juga kudu betul-betul diperhatikan, terutama  terkait kecukupan masam folat nan salah satu khasiatnya dapat memperlancar ASI.

"Sebelum mengandung pun ibu-ibu kudu dijaga, kudu cukup masam folatnya agar jika tiba-tiba hamil, wanita usia subur itu kandungan masam folatnya cukup, sehingga bayinya tidak terkena akibat abnormal bawaan," kata Spesialis Gizi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Melinda, Bandung ini.

Ia juga mengemukakan, pemberian makanan bergizi pada balita dan usia nan menjadi sasaran lainnya mesti diperhatikan juga.

"Tumbuh kembang jangan sampai jadi stunting. Kalau tumbuh kembangnya terganggu, kelak kualitas manusianya juga tidak sebaik andaikan gizinya cukup. Kalau nan usia sekolah, memang kita lihat krusial juga, semua nan diprioritaskan dalam Perpres itu juga krusial kecukupan gizinya lantaran tumbuh kembang sampai usia 18 tahun, apalagi kadang-kadang sampai umur 21 tahun," ujar dia.

Namun, Johanes mengingatkan pentingnya memfokuskan sasaran makanan bergizi gratis, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan agar program nan dibuat pemerintah dapat lebih tepat sasaran, andaikan memang cita-citanya untuk mengentaskan stunting dan malnutrisi.

Ia juga mengemukakan pentingnya memperhatikan pedoman pemberian gizi lantaran kebutuhan menurut usia dan jenis kelamin bisa berbeda-beda.

Iklan

"Memang ada pedoman secara umum, misalnya untuk anak usia 1-2 tahun, untuk laki-laki berapa, untuk wanita berapa ada pedoman kebutuhan kalori dan proteinnya, sudah ada kalkulasi dan ketentuannya," kata dia.

Selain itu, Johanes juga menyampaikan pentingnya memperhatikan aktivitas bentuk seseorang andaikan bakal mengintervensi pemenuhan gizinya.

"Apalagi jika usia sekolah misalnya, bakal tergantung aktivitas fisiknya. Tinggi dan berat badan itu berpengaruh. Memang ada patokannya untuk usia sekian berapa, kebutuhan kalori rata-ratanya berapa, tentu laki-laki dan wanita berbeda, laki-laki biasanya lebih aktif," tuturnya.

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa lembaganya bakal mengelola biaya sebesar Rp 71 triliun. Dana tersebut bakal digunakan untuk membiayai program makan bergizi cuma-cuma serta untuk bayar penghasilan pegawai.

"Anggaran itu juga menyangkut seluruh operasional," kata Dadan seusai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, memastikan bahwa program-program presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, bakal dimasukkan dalam RAPBN 2025.

"Program Makan Bergizi Gratis dilakukan secara bertahap, diselaraskan dengan kesiapan teknis dan kelembagaan, serta tata kelola nan akuntabel," ujar Jokowi dalam sidang paripurna DPR, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2024.

Sasaran pemenuhan gizi nan menjadi tugas dan kegunaan Badan Gizi Nasional diberikan kepada peserta didik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di lingkungan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, pendidikan khusus, pendidikan jasa khusus, dan pendidikan pesantren.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis