Sri Mulyani Masih Pantau Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani turut memantau akibat dari kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi terhadap ekonomi Indonesia. Menurutnya, perubahan nan terjadi di bumi berdinamika cepat. “Kita lihat saja kelak bacaannya,” kata Sri Mulyani ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta usai peresmian rapat koordinasi, Rabu, 22 Mei 2024.

Sri Mulyani enggan mengelaborasi lebih lanjut pernyataannya. Ketika ditanya nomor rupiah nan nyaris mencapai Rp 16.000, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan dalam dua minggu ke depan ini bakal membahas kebijakan ekonomi makro dan pokok pokok kebijakan fiskal di Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam pembahasan itu, kata bendaharawan negara, nantinya dugaan makro bakal dibahas termasuk nilai tukar, inflasi, nilai suku bunga, nilai minyak. “Nanti itu bakal jadi forum umum nan membahas dari beragam perspektif pandang,” katanya.

Pada akhir perdagangan kemarin, kurs rupiah ditutup melemah melemah ke level Rp 15.999 per dolar AS. Pagi ini, rupiah dibuka pada level Rp 15.980 per dolar AS alias menguat 0,12 persen dibandingkan dengan kurs pada penutupan perdagangan kemarin.

Iklan

Para analis mengawasi pasar minyak untuk memandang gimana mereka bereaksi terhadap ketidakpastian lebih lanjut di Timur Tengah setelah kematian Raisi. Kematian mendiang presiden ini mengkhawatirkan pasar keuangan, khususnya komoditas, lantaran posisi Iran dalam perekonomian dunia nan semakin tidak stabil akibat serangan pesawat tak berawak terhadap Israel bulan lalu.

Iran adalah produsen minyak terbesar dan ada kekhawatiran bahwa bentrok apa pun nan melibatkan Iran bakal semakin menakut-nakuti dan mengganggu stabilitas area Timur Tengah. Iran dinilai mendukung golongan Houthi asal Yaman nan saat ini memblokir perdagangan internasional melalui serangannya terhadap kapal-kapal pelayaran nan melintasi Laut Merah.

Presiden Joko Widodo berambisi kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berakibat pada perekonomian global. Utamanya pada nilai minyak. “Karena jika nilai minyak naik, akibat dari peristiwa itu bakal berakibat pada mana-mana. Ke kenaikan nilai peralatan dan lainnya. Kita diperkirakan tidak ada akibat seperti itu,” kata Jokowi di posko pengungsian Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa, 23 Mei 2024, dilihat dari keterangan video.

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis