Sultan Hamengku Buwono X Perintahkan Atur Peredaran Miras di DIY

Sedang Trending 4 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintahkan para kepala wilayah di kabupaten/kota untuk menyusun patokan mengendalikan peredaran minuman keras alias miras.

Sultan menuturkan, Pemda DIY dan pemerintah kabupaten/kota telah menyepakati langkah-langkah strategis mengatur peredaran miras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana kita mengontrol, lantaran keluhan sudah sedemikian besar ya, sehingga kami mau gimana bupati/wali kota nan punya kewenangan untuk itu bisa menerbitkan ketentuan ya," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (29/10).

Salah satu nan diatur lewat rancangan peraturan nanti, menurut Sultan adalah penjualan miras secara daring sehingga peredaran minuman beralkohol hingga ke pelosok-pelosok kelurahan bisa dikendalikan.

"Sehingga, itu (peraturan) dikeluarkan kita punya argumen nan lebih kuat untuk mengatur kabupaten/kota itu untuk mengatur maupun nan terlarangan itu kita tutup," ujar Sultan.

"Karena dengan (penjualan miras) online ini saya beli kan nggak punya izin untuk jual. (Tanpa aturan) begitu online saya dapat saya jual lagi pada orang lain dan sebagainya saya tidak mau punya problem lantaran begitu saya nangkap kan dianggap melanggar," sambungnya.

Isu Yogya darurat miras makin menggema setelah kejadian kasus penusukan dan penganiayaan kepada dua orang santri oleh sekumpulan laki-laki di area Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Rabu (23/10) malam.

Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com dari hasil keterangan jejeran Polresta Yogyakarta, kasus ini terjadi di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Rabu sekitar pukul 21.25 WIB.

Saat itu, terdapat rombongan remaja nan berjumlah sekitar 25 orang nan tengah nongkrong di salah satu kafe dekat letak kejadian sembari menenggak miras.

Selanjutnya, dari arah rombongan remaja itu ada nan melempar gelas ke jalan. Beberapa orang dari rombongan lampau menyeberang ke arah barat tempat sebuah warung sate berdiri dan menusuk salah seorang santri nan sedang membeli sate. Satu orang santri lain juga jadi sasaran pemukulan rombongan ini. Sementara para pelaku disebut langsung kabur setelah kejadian.

Buntut dari peristiwa ini, ribuan santri dari beragam pondok pesantren (ponpes) menggeruduk Mapolda DIY, Sleman. Mereka mendesak kasus tersebut segera diusut tuntas, di samping menolak peredaran miras.

Merespons tindakan ini, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengatakan, kepolisian telah menangkap tujuh orang terduga pelaku dalam kasus penganiayaan dan penusukan santri ini.

Suwondo pun memastikan kepolisian bakal segera merilis kasus ini sore nanti. Pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga keamanan masyarakat ke depannya.

"Kejadian kemarin sungguh mengagetkan kami, dan saya menyampaikan rasa simpati dan emosi menyesal atas peristiwa itu dan saya menyatakan tanggungjawab atas peristiwa tersebut," ujar Suwondo.

(kum/rds)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional