Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil survei Litbang Kompas mencatat elektabilitas pasangan nomor 4, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul telak dari lawan-lawannya di Pilgub Jawa Barat 2024.
Pasangan Dedi-Erwan meraih 65 persen. Sementara pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie berada di posisi kedua dengan support 9 persen pemilih.
Lalu pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dengan 4,6 persen dan pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina meraih 4,1 persen. Sementara 17,3 persen responden belum menyatakan pilihannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Litbang Kompas turut mengidentifikasi kekuatan Dedi-Erwan unggul di setiap lini persaingan. Survei menunjukkan nyaris tiga perempat bagian dari para pemilih Dedi-Erwan menyatakan pilihannya sudah tetap dan tidak bakal berganti.
Keunggulan Dedi Mulyadi terlihat tidak lagi sebatas wilayah nan kerap dikuasainya ialah Karawang, Purwakarta ataupun Subang. Namun, Dedi juga unggul pada setiap lapis wilayah persaingan di Jabar seperti di area Bandung Raya, Megapolitan (Depok, Bogor, Bekasi), Priangan Barat (Cianjur, Sukabumi), Priangan Timur dan Cirebonan.
Begitu pula, dari sisi latar belakang politik para pemilih. Para pemilih nan mengaku berasal dari partai pesaingnya, PDI-P, PKB, dan PKS, pun condong lebih besar mendukung Dedi-Erwan.
Jika dilihat lebih jauh, topangan kelebihan Dedi-Erwan juga terbangun dari beragam latar belakang identitas pemilih. Pasangan ini didukung oleh setiap kalangan secara merata, baik mereka nan berumur muda maupun golongan usia tua.
Di sisi lain, Litbang Kompas memandang para pesaing Dedi Irwan condong tersegmentasi pada golongan usia ataupun generasi tertentu. Pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie, misalnya, para pendukungnya lebih banyak terkonsentrasi pada kalangan pemilih berumur dewasa.
Di sisi lain, kelebihan telak Dedi-Erwan atas para rivalnya ini berpotensi membuka lembaran baru persaingan politik pemilihan gubernur di Jabar.
Bila ditilik ke belakang, pola persaingan di Pilgub Jabar pada era Pilkada langsung kerap melangkah kompetitif. Belum pernah sekali pun kemenangan kandidat diraih dengan selisih perbedaan jarak nan lebar.
Pada Pilkada 2018, misalnya, kemenangan Ridwan Kamil (RK)-Uu Ruzhanul Ulum sebesar 32,8 persen. Tiga pasangan pesaing RK-Uu saat itu bisa mengumpulkan support nan tidak jauh perbedaannya.
Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu bisa meraih support 28,7 persen. Sementara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nan didukung Golkar dan Demokrat menguasai hingga 25,7 persen pemilih. Posisi terakhir, calon support PDI-P, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, meraih support 12,6 persen.
Survei Litbang Kompas ini digelar pada 1-9 November 2024. Survei ini mempunyai 630 responden dipilih secara random menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Jawa Barat.
Survei ini mempunyai tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian sekitar 3,90 persen dalam kondisi penarikan sampel random sederhana. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Kompas.
Hasil survei Litbang Kompas ini juga senada dengan survei nan dilakukan Indikator Politik Indonesia pada bulan Oktober lalu. Survei Indikator Politik menyimpulkan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan meraih 75,7 persen.
Sementara itu, sebanyak 13,8 persen mendukung Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie; 4,2 persen responden mendukung Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina; dan 2,7 persen memilih Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.
(rzr/fra)
[Gambas:Video CNN]