Susul Muhammadiyah dan NU Terima Izin Tambang, Ini Profil Ormas PP Persis

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) menyusul dua ormas keagamaan lain, Muhammadiyah dan Nahdlatul ulama, menerima izin tambang dari pemerintah. "Kami sudah terima sejak awal," kata Wakil Ketua Umum PP Persis, Atip Latipulhayat, dalam keterangannya, Selasa, 30 Juli 2024.

Atip mengatakan Persis bertanggung jawab untuk ikut mengelola sumber daya alam agar sesuai dengan konstitusi, ialah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Persis juga kudu berkontribusi dan memberi contoh pengelolaan sumber daya alam nan tidak merusak lingkungan.

Menurut Atip, Persis memandang selama ini pengelolaan sumber daya alam dilakukan secara kurang fair hanya menguntungkan pihak tertentu. Karena itu, tawaran pemerintah merupakan tawaran untuk memperbaiki ketidakadilan tersebut. 

Ia menyatakan organisasinya bakal melakukan langkah-langkah nan sesuai dengan aturan. Dalam waktu dekat, Persis bakal segera mengusulkan usulan perolehan izin upaya pertambangan tersebut. 

Profil PP Persis

Dilansir dari laman persis.or.id, Persis merupakan organisasi masyarakat keagamaan nan telah ada sejak masa kolonial Hindia Belanda. Sebagai ormas keagamaan, Persis saat ini mempunyai instansi pusat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Nomor 2, Bandung, Jawa Barat.

Persis saat ini dipimpin oleh Jeje Zaenudin dari 2022 hingga 2027. Sejak awal pendiriannya, Persis lebih menitikberatkan perjuangannya pada penyebaran penyiaran mengerti al-Qur’an dan As-Sunnah kepada masyarakat Islam dan bukan untuk memperbesar dan memperluas jumlah personil dalam organisasi.

Iklan

Organisasi ini berupaya keras untuk mengembalikan kaum muslimin kepada al-Quran dan Hadis, menghidupkan jihad dan ijtihad, melenyapkan bid’ah, khurafat, takhayul, taklid dan syirik, memperluas tablig dan dakwah kepada segenap masyarakat, dan mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik kader Islam. 

Organisasi ini mendapat bentuknya nan jelas setelah masuknya Ahmad Hassan pada 1926 dan Mohammad Natsir pada 1927. Menurut Dadan Wildan dalam Sejarah Perjuangan Persis, sejak masuknya Ahmad Hassan, Persatuan Islam mempunyai pembimbing utama dalam menyampaikan aliran Islamnya.

Pada 8 November 1945, Persis turut mempelopori lahirnya Partai Masyumi di Yogyakarta, sebagai wadah politik umat Islam di Indonesia. Persis menjadi personil spesial di dalam Masyumi di samping Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

HENDRIK YAPUTRA 

Pilihan Editor: Persis, NU dan Muhammadiyah Sama-sama Terima Tawaran IUPK Jokowi, Apa Perbedaan Alasan Mereka?

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis