Tak Ada Seleksi Calon Hakim Agung Lagi, MA Akui Kerja Makin Berat

Sedang Trending 2 jam yang lalu

CNN Indonesia

Kamis, 13 Feb 2025 23:15 WIB

MA mengakui beban kerja para pengadil agung dan ad hoc bakal makin berat lantaran KY tak bisa menggelar seleksi buntut efisiensi anggaran. Ilustrasi. MA mengakui beban kerja para pengadil agung dan ad hoc bakal makin berat lantaran KY tak bisa menggelar seleksi buntut efisiensi anggaran. (Istockphoto/bymuratdeniz)

Jakarta, CNN Indonesia --

Mahkamah Agung (MA) menyatakan beban kerja pengadil agung dan ad hoc nan ada saat ini bakal makin berat buntut efisiensi anggaran pemerintah. Hal ini disebabkan MA kemungkinan tak bisa melakukan seleksi calon pengadil agung alias ad hoc setelah anggarannya kena pangkas.

"Intinya pengaruhnya ya menambah beban kerja para pengadil agung," kata Juru Bicara MA Yanto di Kantor MA, Jakarta, Kamis (13/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yanto menjelaskan 100.000 perkara bakal lebih ditangani jika ada 15 orang daripada hanya 10 orang. Namun, dia optimistis para pengadil tetap bisa menjalankan tugas walaupun beban kerja lebih berat.

"Hanya mungkin sidangnya bisa lembur, bisa tiap hari seperti itu," katanya.

Komisi Yudisial jadi salah satu lembaga nan terdampak kebijakan efisiensi anggaran sesuai petunjuk Presiden Prabowo Subianto. Anggaran KY dipangkas 54 persen dari pagu anggaran Rp184 miliar.

Salah satu dampaknya, KY tak bisa melaksanakan seleksi calon pengadil agung dan calon pengadil ad hoc di MA.

Ketua KY Amzulian Rifai menyampaikan untuk menggelar seleksi butuh anggaran Rp4 hingga Rp5 miliar.

"Sejauh ini memang enggak bisa (seleksi) Kenapa kemarin ada konvensi pes menjawab itu? lantaran ada surat Mahkamah Agung nan meminta kami menyelesaikan pengadil agung. Dan itu kudu kami jawab. Terkait surat itu maksimal 15 hari. Maka kami enggak punya pilihan lain, kudu menjawab," kata Amzulian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/2).

(mnf/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional