Jakarta, CNN Indonesia --
Pada 2015, salah satu musibah ekologi terbesar terjadi di Indonesia. Sekitar 2,6 juta hektare lahan dan rimba Indonesia terbakar.
Sekitar 120 ribu titik api terpantau sejak Juni hingga Oktober 2015. Kabut asap tebal menyelimuti Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Riau, hingga nyaris sebagian Kalimantan.
Kabut asap dari Indonesia juga terbang hingga ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Lingkungan hidup rusak parah. Belum lagi dengan korban manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
World Bank mencatat kerugian dari kebakaran rimba dan lahan (karhutla) 2015 mengakibatkan 28 juta jiwa terdampak, 19 orang meninggal, dan nyaris 500 ribu orang mengalami gangguan pernapasan alias ISPA. Pada 2016, Universitas Harvard dan Universitas Columbia apalagi merilis hasil riset temuan nan jauh lebih destruktif akibat karhutla 2015.
Peristiwa karhutla 2015 jadi pukulan telak bagi Presiden ke-7 RI Joko Widodo nan saat itu baru menjabat satu tahun. Namun, musibah itu sekaligus jadi titik tolak Jokowi untuk melakukan pembenahan besar-besaran.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman pada 2018 lampau mengatakan peristiwa Karhutla 2015 disebabkan oleh banyak faktor. Mulai dari jor-joran izin di masa lalu, alih kegunaan lahan gambut, lemahnya penegakan hukum, hingga ketidaksiapan pemerintah saat titik api sudah meluas.
''Namun setelah itu beragam langkah koreksi terus dilakukan secara konsisten. Kebijakan-kebijakan esensial nan belum pernah ada sebelumnya juga dikeluarkan,'' kata Ruandha pada media, 22 Agustus 2018 silam di Jakarta.
Dia berbicara sejak tahun 2015 saat Indonesia dilanda karhutla hebat, Menteri LHK telah menerbitkan Surat Edaran 494 tahun 2015. Edaran itu memerintahkan seluruh pemegang konsesi menghentikan semua aktivitas pembukaan gambut dan pembukaan kanal/drainase nan menyebabkan kekeringan ekosistem gambut.
Kemudian, terbit PermenLHKP.77 tahun 2015 nan mengatur pengambilalihan areal terbakar di konsesi oleh pemerintah.
''Ini pertama kali dilakukan pemerintah, belum pernah ada sebelumnya. Menteri Siti Nurbaya juga menerbitkan peta areal terbakar 2015-2016 dan 2017, ini juga pertama kali dan belum pernah dilakukan sebelumnya," jelas Ruandha.
Jokowi juga mengeluarkan kebijakan esensial pada Januari 2016 dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No.01 Tahun 2016 untuk membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG). PP 57 tahun 2016 tentang tata kelola gambut juga diterbitkan nan menjadi awal pondasi moratorium pembukaan gambut baru.
Selain itu, Jokowi mengeluarkan patokan main baru dan tegas bagi abdi negara TNI/Polri di daerah.
Sejak 2016, Jokowi telah mewanti-wanti bakal mencopot ketua TNI dan Polri nan tidak becus mengatasi karhutla di wilayah kerjanya.
"Khusus untuk TNI dan Polri nan wilayahnya ada kebakaran besar, hati-hati Pangdamnya, Kapoldanya, Danremnya, Dandimnya, dan Kapolresnya. Pasti saya telepon Panglima dan Kapolri jika ada kebakaran di wilayah mini (jadi) agak membesar. Saya tanya pasti Dandimnya sudah dicopot belum?" kata Jokowi saat memberikan pengarahan mengenai upaya peningkatan pengendalian karhutla di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 6 Februari 2020.
"Kalau sudah membesar (lagi), pasti saya tanyakan, Pangdam dan Kapoldanya sudah diganti belum? Ini patokan main sejak 2016 dan bertindak sampai sekarang," kata Presiden.
Berbagai kebijakan nan diupayakan berbuah hasil cepat. Titik hotspot dan luas area karhutla di tahun-tahun berikutnya pun dapat ditekan.
Berdasarkan info dari Kementerian LHK, pada tahun 2016, Karhutla nan terindentifikasi hanya 3.844 titik panas alias hotspot. Kemudian alami penurunan di tahun 2017 sebanyak 2.440 titik dan di tahun 2018 sebanyak 9.245 titik.
Sementara hotspot pada tahun 2019 sempat mangalami lonjakan lagi menjadi 29.341 titik. Namun, pada tahun 2020 kembali turun menjadi 2.568 titik panas, di tahun 2021 menjadi 1.451 titik di tahun 2022 menjadi 1.297 titik, dan di 2023 ada 10.673 titik.
Tren penurunan titik panas karhutla di era Jokowi ini ekuivalen dengan luas area nan terbakar.
Data Kementerian LHK mencatat luas karhutla tahun 2016 sampai 2023 mengalami penurunan daripada tahun 2015. Pada tahun 2016, area lahan nan terbakar menurun menjadi 438.368 hektare. Kemudian di tahun 2017 makin menurun di 165.484 hektare.
Di tahun 2018 dan 2019 sempat mengalami kenaikan area terbakar ialah 529.267 hektare dan 1.649.258 hektare. Namun di 2020 dapat ditekan lagi menjadi 296.942 hektare lahan nan terbakar.
Kemudian jumlahnya terus menurun di tahun 2021 hanya 358.864 hektare lahan terbakar, di tahun 2022 turun menjadi 204.896 hektare dan di tahun 2023 sebanyak 994.313 hektare lahan terbakar.
Artinya, sejak kejadian karhutla tahun 2015 terjadi penurunan nan signifikan di tahun-tahun berikutnya, seiring perubahan paradigma pengendalian karhutla. Sampai dengan sekarang, luas karhutla di Indonesia menurun signifikan hingga 9 -37 persen.
Indonesia juga sukses menekan kejadian karhutla khususnya di lahan gambut. Data KLHK mencatat terjadi penurunan luas karhutla dari gambut.
Pada tahun 2015 terdapat karhutla di lahan gambut seluas 891.275 hektare alias 34 persen dari total luas karhutla. Kemudian tahun 2019 turun menjadi 483.111 hektare alias 30 persen dari total luas karhutla, kemudian pada tahun 2023 semakin turun menjadi 182.789 hektare alias 16,38 persen dari total luas karhutla.
Ragam upaya tekan karhutla
Selain membikin izin ketat, keahlian Jokowi menekan karhutla tak lepas dari corrective action nan dilakukan.
Salah satunya, Jokowi kerap menggelar rapat koordinasi dan rapat pertimbangan di tingkat nasional, pusat, dan daerah. Pada tingkat nasional, dipimpin langsung olehnya untuk menangani Karhutla.
Dikutip dari laman resmi KLHK, Patroli Terpadu juga sering dilakukan bersama-sama TNI, Polri, BNPB, BMKG, BPBD, dan dinas terkait.
Inovasi dalam teknologi pengendalian karhutla terus dikembangkan KLHK, antara lain pengembangan early warning system, early detection system, dan ground check hotspot. Hal ini sebagai upaya penemuan awal terhadap potensi karhutla, sehingga dapat mencegah dan menekan kejadian.
Kemudian juga KLHK turut memperluas skala penindakan dalam penegakan norma karhutla. Di antaranya mendorong Bupati/Walikota menggunakan wewenangnya dalam penegakan norma melalui penghentian kegiatan, pembekuan maupun pencabutan izin.
Kemudian terdapat penegakan norma pidana tambahan berupa perampasan keuntungan, penyegelan dengan penerapan geospasial satellite image forensic, dan soil forensic.
KLHK juga bekerjasama dengan Polri dan Kejaksaan menerapkan sejumlah perundangan untuk menjerat pelaku karhutla ialah Undang-Undang (UU) Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU Tentang Kehutanan, UU Tentang Perkebunan, dan UU Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Selain itu, pemerintah membentuk Satgas Karhutla hingga tingkat daerah. Keberadaan Satgas Karhutla ini jadi instrumen krusial dan nyata baik untuk mencegah ataupun mengatasi karhutla.
Apresiasi dari daerah
Wakil Ketua DPRD KotaP ekanbaru 2014-2019 Jhon Romi Sinaga turut mengapresiasi kerja pihak Satgas Karhutla terus berjibaku dan siaga memadamkan kebakaran rimba dan lahan (Karhutla) di Pekanbaru nan sempat terbakar pada 2019 lalu.
"Tentunya kita sangat apresiasi sekali atas kerja keras dan upaya pihak Damkar, kepolisian dan pihak mengenai lainnya nan telah berjibaku memadamkan api agar tidak makin memperparah kondisi kabut asap di Kota Pekanbaru," ujar Romi dikutip di laman resmi Kota Pekanbaru.
Ia menilai perlu peran krusial dan koordinasi semua pihak agar karhutla nan terjadi di Riau bisa teratasi. Bahkan menurut Romi jika kebakaran disebabkan oleh oknum-oknum nan tidak bertanggungjawab maka segera usut dan tindaklanjuti.
"Karena kabut asap ini bakal berakibat sekali bagi kesehatan masyarakat," kata Romi.
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) 2018-2022 Mubarak turut mendukung para mahasiswa UMRI untuk turut ke rumah penduduk memberikan pemahaman mengenai Karhutla.
"Kita telah meminta kepada Mapala turun ke rumah warga. Berikan pemahaman tentang ancaman kabut asap," kata Mubarak dikutip di laman resmi Dikti Litbang Muhammadiyah.
Mapala Umri kala itu terjun bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pekanbaru membuka posko tanggap darurat asap 24 jam di Klinik Pratama Kampus Utama Umri.
Posko tanggap darurat asap ini menyediakan tiga buah bilik dengan akomodasi tempat tidur, tabung oksigen, masker, cek kesehatan, obat-obatan dan konsumsi bagi ibu hamil, anak-anak, dan lansia nan terimbas karhutla.
Pengendalian perubahan iklim
Berbagai kebijakan dan upaya pemerintah dalam mengatasi karhutla juga merupakan bagian dari komitmen Indonesia sebagai personil Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) dalam rangka menurunkan emisi gas rumah kaca untuk pengendalian perubahan iklim.
Tentu ada banyak upaya dan kebijakan lain din luar pengendalian karhutla nan dilakukan Indonesia untuk mengendalikan perubahan iklim. Namun, pengendalian karhutla jadi perihal nan krusial.
Laporan dari Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi KLHK pada 2015 menyebut sektor rimba dan penggunaan lahan menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca di Indonesia, dengan menyumbang lebih dari 60 persen total emisi gas rumah kaca. Hal ini merupakan akibat Indonesia sebagai salah satu pemilik rimba terbesar di dunia, ditambah dengan tingginya nomor deforestasi, degradasi rimba dan luasnya lahan gambut nan terdegradasi.
Pengakuan internasional
Pengendalian karhutla dan upaya-upaya lain dari pemerintah untuk mengendalikan perubahan suasana ini mendapat pengakuan internasional.
Alok Sharma, President Designate untuk the 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) ketika mengadakan pertemuan virtual dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pada Selasa (23/3), menyebut Indonesia sebagai negara super power di bagian penanggulangan perubahan iklim.
Indonesia juga meraih prestasi dari peningkatan ambisi suasana sepanjang 2022. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang personil G20 nan mempunyai kebijakan FOLU net-sink 2030.
Indonesia juga satu-satunya negara penerima Result Based Payment (RBP) REDD+ dari GCF (USD 103 Juta), Norwegia (USD 56 juta) dan FCPF (USD 20,9 juta), Komitmen total BioCF (USD 70 juta) dan FCPF (USD 120 juta). Dan nan terbaru (6) Indonesia telah meratifikasi Amandemen Kigali lewat Peraturan Presiden No. 129 tahun 2022 nan menjadikan HFC sebagai komitmen gas baru dalam NDC Indonesia.
Pada sasaran penurunan emisi Indonesia, berasas hasil Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Nasional, sejak tahun 2020 Indonesia telah bisa mengendalikan GRK jauh di lebih besar dari nan dikomitmenkan baik skenario dengan upaya sendiri (CM 1) maupun skenario dengan support internasional (CM 2).
Komitmen Global Indonesia dalam menurunkan emisi juga diimplementasikan secara lokal di tingkat tapak dengan melibatkan masyarakat, salah satunya lewat Program Kampung Iklim (Proklim) nan ditargetkan pada 2024 bakal terbentuk20.000unit kampung suasana di seluruh Indonesia.
Data KLHK, telah dibentuk sekitar 4.218 unit Proklim hingga 2022. Kemudian unik tahun 2022 terbentuk Proklim di 424 letak dengan perkiraan menurunkan emisi karbon sebesar301.144,26 Ton CO2 eq.
"Ke depannya kami bakal selalu mengembangkan, memperbaharui, dan memperkuat aksi-aksi suasana melalui seluruh sistem pendukung pengendalian perubahan suasana nan ada di Indonesia melalui koordinasi nan dikepalai oleh Menteri LHK," kata Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanti, 29 Desember 2022 lalu.
Bagaimana dengan Prabowo-Gibran?
Prabowo-Gibran dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 lampau menggantikan Jokowi-Ma'ruf.
Dalam visi-misinya, Prabowo-Gibran menyatakan perubahan suasana merupakan salah satu tantangan strategis nan dihadapi Indonesia.
Pasangan ini menyebut perubahan suasana bisa menyebabkan kekeringan dan hujan ekstrem nan menurunkan produksi pangan, kerawanan pangan, meningkatkan nilai pangan, serta menakut-nakuti keselamatan jiwa.
Beberapa program dan janji Prabowo-Gibran soal lingkungan di antaranya ditujukan untuk mengatasi krisis iklim.
Agenda besar Prabowo-Gibran mengatasi krisis suasana bakal coba diupayakan dengan mewujudkan 'ekonomi hijau'.
Dikutip dalam arsip visi, misi dan program Prabowo-Gibran, mereka mempunyai janji mencegah dan menindak tegas pelaku pencemaran, perusakan lingkungan, dan pembakaran hutan.
Mereka juga bakal memberikan balasan seberat-beratnya kepada pemilik perusahaan nan terlibat dalam pembalakan liar, kebakaran hutan, dan pembunuhan hewan langka nan dilindungi.
Untuk mencegah deforestasi, mereka mau memanfaatkan areal kurang produktif/lahan terdegradasi dan meningkatkan peran serta multipihak dalam pengawasan potensi kebakaran dan perambahan hutan.
Prabowo-Gibran juga mau melakukan percepatan rencana dekarbonisasi untuk mencapai sasaran net zero.
(Tim/Tim)