Terapkan KLM, Bank Indonesia Mendapatkan Tambahan Likuditas Rp 81 Triliun

Sedang Trending 5 bulan yang lalu

TEMPO.CO, JakartaDeputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung, mengatakan BI  mendapatkan tambahan likuditas sebanyak Rp81 Triliun per 1 Juni 2024. Hal tersebut merupakan dampak dari implementasi Kebijakan Insentif LikuiditasMakroprudensial (KLM) BI nan diberikan kepada perbankan.

Kebijakan KLM nan diterapkan per 1 Juni ini dampaknya sudah memberikan kitatambahan likuditi sebesar Rp81 triliun. Nah kita hitung sampai akhir tahun akan ada tambahan Rp119 triliun,Kata Juda Agung pada keterangan pers pada tanggal 3 Juni 2024.

Likuiditas nan sebelumnya berjumlah Rp165 triliun bertambah menjadi Rp246 triliun per 1 Juni. Jika sejalan dengan pertumbuhan kredit nan terus meningkat BI memperkirakan hingga akhir tahun 2024 likuiditas akan meningkat menjadi Rp280 riliun.

Selain kebijakan KLM, BI juga akan melakukan berbagai kebijakan lainnya seperti menjaga Rasio Intermediasi (RIM) nan tetap 84-94 persen dan penguatan likuditas bank melalui optimalisasi non-traditional funding. Kebijakan-kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong kredit nan seimbang dan optimal.

Selain itu, BI menerapkan kebijakan lain dalam rangka menjaga ketahanan sistem keuangan seperti kebijakan PLM (Peyangga Likuiditas Makroprudensi) tetap 6 persen, Countercyclical Capital Buffer tetap sebesar nol persen, serta ketahanan dan keamanan siber. Karena digitalisasi sangat berkembang dan rawan terhadap serangansiber, kita sudah terbitkan peraturan Bank Indonesia mengenai ketahanan dan keamanan siber,Ungkap Juda Agung.

Upaya lain untuk meningkatkan likuiditas, BI juga mendorong kebijakan keuangan ekonomi nan inklusif dan hijau melalui Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dan Kebijakan LTV dan KKB nan longgar untuk sektor berwawasan lingkungan.

Semua kebijakan tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan nan sedang baik saat ini. "Kita tahu di Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan lalu, bahwa pertumbuhan kredit di bulan April itu cukup menggembirakan, tumbuh sebesar 13,09 persen. Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Jadi ini perkembangan nan cukup menggembirakan dan Kondisi inilah nan ingin kita pertahankan,Tutur Juda Agung.

MAULANI MULIANINGSIH (MAGANG)

Selengkapnya
Sumber Tempo.co Bisnis
Tempo.co Bisnis