TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Budi Sulistyo percaya Indonesia bisa menjadi negara eksportir ikan hias nomor satu di dunia.
"Jadi tidak hanya potensi devisa nan naik, namun meng-create (menciptakan), meng-generate (menghasilkan) sekian lapangan usaha. Karena para pelaku upaya ikan sebagian besar adalah UMKM,” kata Budi di Media Center Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kamis, 6 Juni 2024.
Oleh karena itu, dia membujuk semua pemangku kebijakan, mulai dari pemerintah, asosiasi ikan hias, dan swasta untuk membangkitkan geliat upaya ikan hias agar dalam waktu dekat Indonesia menjadi eksportir nomor wahid tersebut.
Budi menjelaskan, saat ini Indonesia berada di posisi kedua untuk urusan ekportir ikan hias sementara Jepang tetap nomor satu alias terbesar di dunia. Dari kunjungannya ke beberapa pasar ikan, dia menemukan omzet pasar ikan hias di parung mencapai Rp 2 miliar. “Ini dari perputaran dalam negeri,” ungkapnya.
Adapun nilai impor ikan hias pada 2022 mencapai US$ 360,5 juta. “Jika memandang kondisi itu maka pertumbuhan rerata itu adalah 2,63 persen,” katanya.
Ia pun optimistis pasar ikan hias dunia terus tumbuh. “Negara nan mengimpor ikan hias terbesar adalah negara Amerika US$ 91 juta. kemudian Europian Union (Uni Eropa) itu adalah US$ 89 juta, Asean US$ 34 juga, Cina US$ 23 juta, dan UK alias United Kingdom US$ 23,35 juta,” katanya.
Iklan
Budi mengatakan pasar ikan hias sangat prospektif. Sementara perdagangan ikan hias bumi didominasi ikan hias air tawar dan itu semestinya menstinja menjadi untung Indonesia karena mempunyai kekayaan ikan hiasnya sangat besar.
“Itu adalah kekayaan alam nan kita punya, ketika kita berbincang ikan hias maka keberlangsungan ikan hias ini, berangkaian erat dengan gimana kita menjaga ekologi dan ekosistemnya,” kata Budi. Perdagangan ikan hias didominasi oleh ikan hias air tawar dengan proporsi 77 persen dan sisanya ialah ikan air laut dengan proporsi 34 persen.
MOCHAMMAD FIRLY FAJRIAN
Pilihan Editor: KKP Bangun Kampung Nelayan Modern di Pekalongan, Anggaran Rp21,8 Miliar