Jakarta, CNN Indonesia --
Tiga calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta di Pilkada serentak 2024 yakni Suswono, Kun Wardhana, dan Rano Karno 'Doel' menilai retribusi sampah nan bakal diterapkan Pemprov DKI terhadap penduduk mulai Januari 2025 mendatang belum diperlukan.
Hal itu disampaikan menyusul rencana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk memberlakukan sistem retribusi sampah rumah tangga untuk memotivasi penduduk agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah baik.
Suswono budayakan zero waste
Cawagub nomor urut 1 Suswono dalam debat ketiga Pilkada DKI Jakarta di Jakarta, Minggu malam, mengatakan alih-alih menerapkan retribusi, nan perlu dibangun adalah budaya 'zero waste' (gaya hidup bebas sampah).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang retribusi ini sesungguhnya belum diperlukan. nan diutamakan dulu adalah gimana membangun budaya zero waste (tanpa limbah). Inilah nan saya kira perlu ditekankan kepada setiap rumah tangga," kata dia nan mendampingi cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK).
Menurut Suswono, perlu dilakukan daur ulang sampah dalam skala rumah tangga di tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun penduduk (RW). Ia juga mengatakan bakal melakukan pengelolaan secara berkelanjutan, mulai dari hulu ke hilir.
"Kita harapkan ada mesin-mesin modern nan dimungkinkan pengelolaan sampah itu lenyap di tingkat RW. Kalau itu memang ada sisa, tentu itu bisa di pembuangan akhir tetapi dengan volume nan sangat kecil," kata Suswono.
Pusat daur ulang sampah
Sementara itu, cawagub nomor urut 2 Kun Wardana bakal membangun pusat daur ulang sampah di setiap kecamatan sebagai bentuk konsep ekonomi sampah. Ia menilai daripada retribusi nan membebani, dia mau menjadikan sampah sebagai sumber penghasilan warga.
"Kita ada tim pembina 'Adab' dan kita menggunakan 'Getuk Tular Adab' untuk membudayakan mereka para warga, memilah dari barang-barang organik dan anorganik. Kemudian peralatan organik ini, itu kelak ada pusat daur ulang di setiap kecamatan," kata dia nan mendampingi cagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun.
Kun bakal membujuk masyarakat, pemulung dan pendaur ulang untuk mendukung konsep penanganan sampah tersebut. Menurut dia, konsep tersebut.
"Dan kelak kita bakal kerjasama dengan masyarakat, pemulung, pengepul, dan pendaur ulang untuk bisa menjadikan (masalah sampah) menjadi hal-hal nan produktif dan ini bisa menjadi penghasilan penduduk Jakarta," ungkap Kun.
Benahi efisiensi pengelolaan sampah
Sedangkan cawagub nomor urut 3 Rano Karno menilai retribusi sampah tidak diperlukan andaikan pengelolaan sampah dari tingkat terkecil sudah betul dan efisien.
Ia menyebut pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga bakal dapat menekan masalah sampah hingga 35 persen.
Bang Doel, sapaan akrabnya, juga menyoroti kebijakan pemerintah di negara maju mengenai pemilahan sampah. Menurut dia, di negara maju, orang nan dapat memilah sampah plastik mendapatkan hadiah uang.
"Orang nan bisa memilah sampah plastik justru diberi uang. Kemasan plastik menjadi deposit, sistem pengaturan sampah sesuai sesuai jenis," kata dia nan mendampingi cagub nomor urut 3 Pramono Anung itu.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berencana memberlakukan Retribusi Pelayanan Kebersihan tersebut mulai 1 Januari 2025.
Namun, bagi rumah tinggal nan aktif memilah sampah dari sumbernya dan alias tergabung dalam Bank Sampah bakal mendapatkan pembebasan dari retribusi tersebut.
Pembebasan ini merupakan insentif untuk mendorong penduduk Jakarta agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah.
(Antara/kid)
[Gambas:Video CNN]