Denpasar, CNN Indonesia --
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang merupakan terbesar di Bali akan ditutup sementara selama perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Pulau Dewata.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Kabupaten Badung, Anak Agung Gede Dalem mengatakan penutupan TPA yang berada di Denpasar Selatan itu bakal dilakukan sekitar 7 hari.
"Sementara nan diinginkan tujuh hari. Tapi kita lagi berbilang apa kita bisa nampung sampah itu di luar TPA selama tujuh hari. Kalau mungkin, bisa dipersempit (dikurangi) dua hingga tiga hari," kata Agung Dalem, saat dikonfirmasi Kamis (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut untuk di Kabupaten Badung, Bali, volume sampah setiap harinya mencapai 600 ton dan dari nomor itu nan dibuang ke TPA Suwung hanya 250 ton per hari.
Agung Dalem menerangkan saat TPS Suwung ditutup, sampah-sampah yang bakal masuk bakal disimpan dulu Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani dan Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) nan ada di Kabupaten Badung.
"Kami buang sampah ke TPA itu 250 ton setiap hari. Kami kudu simpan dulu, kami kan punya TPST, PDO, TPS3R, kita kudu simpan di sana, untuk volume sampah di Badung itu 600 ton," ujar Agung Dalem.
Dia mengatakan pihaknya juga memikirkan waktu maksimal penutupan TPA Suwung selama 7 hari itu cukup lama. Pihaknya pun memprediksi bakal banyak sampah tertampung di TPST, apalagi bisa melampaui kapabilitas (overload).
Sementara solusi agar tidak overload di TPST, kata dia, diusulkan untuk diizinkan membuang sampah ke TPA Suwung pada jam malam alias penutupannya dikurangi 2 sampai 3 hari.
"Iya kelamaan itu. Kalau kelamaan kan berfaedah banyak nan tertampung di TPS, overload kelak dia. (Solusinya) mungkin bisa kerja malam. Jadi malam-malam kita bawa sampah (TPA Suwung)," ujar Agung Dalem.
Selain itu, sebagai corak kesiapan, Pemerintah Kabupaten Badung sekarang sedang dalam upaya mengosongkan TPST dan PDU Mengwitani dari tumpukan sampah. Tujuannya adalah agar kondisinya lebih leluasa untuk menerima sampah nan masuk dalam rentang penutupan TPA Suwung nanti.
Hal serupa diharapkan bisa dilakukan oleh TPS3R nan ada di wilayah Kabupaten Badung. Yakni sebagai tempat penampungan sementara, sebelum nantinya dibawa ke TPA Suwung hingga WWF usai.
"Kami sudah informasikan ini ke TPS3R. nan mana pada masa puncak aktivitas WWF, tidak boleh ada truk masuk ke TPA Suwung. Jadi silahkan komunikasikan dengan rekan-rekan lainnya, kaitan dengan letak penitipan sementara," kata Agung Dalem.
Selama ini, di Kabupaten Badung rata-rata membawa sampah ke TPA Suwung sebesar 250 ton per hari. Sehingga jika penutupan dilaksanakan selama dua hari, diprediksi ada sekitar 500 ton sampah nan perlu dititip sementara pada lahan-lahan nan memungkinkan.
"Tapi itu jika penutupan dilakukan selama dua hari. Jika lebih, maka tentu sampah nan kudu dititipkan bakal lebih besar. Jadi angan kita, jika misalnya pembuangan bisa dilakukan pada malam harinya, tentu bakal sangat membantu," ujarnya.
Ia mengungkapkan, bahwa pola penanganan tetap terus bakal dimatangkan, paling tidak dalam kurun waktu sepekan ke depan.
"Tapi khususnya kami di Badung, itu sudah dari kemarin kami gotong-royongkan agar tidak ada nan tertunda. Sehingga sekarang PDU bisa dibilang kosong dan siap menampung titipan pada masa penutupan TPA nanti," ujarnya.
(kdf/kid)
[Gambas:Video CNN]