TEMPO.CO, Jakarta - Deretan mobil listrik pabrikan China ikut meramaikan Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2024. Berdasarkan pantauan Tempo pada Minggu, 21 Juli 2024, stan mobil pabrikan Cina seperti Wuling, BYD, Chery, Neta hingga Aion tampak ramai dikerumuni pengunjung.
Dari sederet jenama tersebut, stan Wuling di GIIAS 2024 nan menggunakan area cukup luas di hall 8 ICE BSD City. Sejumlah pengunjung, tampak antusias menjejali produk mobil listrik Wuling.
Sejauh ini Wuling telah meluncurkan tiga seri mobil listrik, ialah Air ev, Binguo EV, dan Cloud EV. Ketiga jenis ini menguasai sekitar separuh dari total penjualan wholesale EV Indonesia selama H1 2024.
Sedangkan mobil listrik pabrikan BYD pada arena GIIAS kali ini turut meluncurkan satu model baru ialah M6. Seri BYD M6 dibanderol dengan nilai nan cukup bersaing ialah Rp379 juta.
Adapun pabrikan GWM turut memamerkan GWM Tank 300 nan dibanderol Rp 833,8 juta per unit.
Mobil jenis SUV satu ini punya pesaing sekaligus pendatang baru untuk mobil listrik di Indonesia, ialah BAIC BJ40 Plus nan dibanderol Rp783 juta.
Sementara itu pabrikan Chery juga mengenalkan jenis terbaru ialah Tiggo 8 dan Omoda E5. Tiggo 8 dijual dengan nilai unik selama pameran GIIAS 2024 berlangsung, ialah Rp400 juta. Sedangkan jenis baru Omoda E5 dipatok Rp419 juta, turun Rp70 juta dibandingkan price list sebelumnya.
Berdasarkan info penjualan mobil listrik nan dirilis Gaikindo, lima besar penjualan mobil listrik sepanjang semester I 2024 dikuasai oleh pabrikan China.
Total penjualan grosir (wholesale) mobil listrik di Indonesia sepanjang semester I 2024 tercatat 11.940 unit. Lima jenama teratas semuanya berasal dari China, termasuk Wuling, Chery, dan MG nan terafiliasi dengan SAIC Motor.
Iklan
Direktur Operasi Pemasaran Wuling Indonesia Liu Yan menjelaskan produsen mobil listrik China berkesempatan besar untuk memperluas pasar. Hal itu seiring banyaknya negara nan menargetkan peningkatan penggunaan mobil listrik.
Di samping itu, dia mengatakan industri mobil listrik China ditopang dengan rantai pasokan nan kuat. "Jika sasaran pengembangan kendaraan daya baru (new energy vehicle/NEV) di beragam negara di bumi diakumulasikan, menurut saya perusahaan NEV China sangat kompetitif dan mempunyai kesempatan nan sangat bagus," ujar Liu Yan dikutip Antara, Kamis, 18 Juni 2024.
Seorang visitor berjulukan Linda Christianty menyatakan cukup tertarik dengan tawaran nilai mobil listrik bikinan negara gorden bambu itu. Menurut dia, dengan nilai mobil listrik China tetap terjangkau, tetapi tidak ketinggalan dari sisi kreasi dan fitur nan ditawarkan.
"Masih bingung mau ngambil nan mana. Tapi tadi sudah obrolan dengan suami dan condongnya lebih ke BYD M6," kata Linda kepada Tempo, Minggu, 21 Juli.
Linda mengatakan, jika jadi membeli BYD M6, ini adalah pengalaman keduanya mempunyai mobil listrik. Saat ini dia sudah mengoleksi mobil listrik Wuling Air Ev. "Untuk kebutuhan sehari-hari sebenarnya sudah cukup. Tapi nan di rumah emang unik untuk berjalan jarak dekat," katanya.
Ketertarikannya terhadap mobil listrik didorong lantaran tidak terlalu sering berjalan ke luar rumah. Dia menilai menggunakan mobil listrik jauh lebih irit dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. "Aku juga WFH kerjanya, jadi tidak terlalu intens berkendara dengan mobil pribadi," ujar penduduk Alam Sutera, Tangerang Selatan.
Pilihan Editor: Mobil Listrik BYD hingga Vinfast Padati Lantai Pameran GIIAS 2024, Cek Berapa Harganya