Upaya Pemkot Solo Tekan Stunting: Sultanikah Capingan dan Gizi Balita

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus mengadakan beragam terobosan untuk menurunkan nomor stunting. Beragam program dan inisiatif pun digulirkan demi mengatasi masalah kurang gizi nan dapat menghalang upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Plt. Wali Kota Teguh Prakosa menyatakan, stunting nan umumnya ditandai dengan tinggi anak nan tak sesuai usia, kudu dicegah sedini mungkin. Menurutnya, perihal itu bisa dilakukan melalui kerja sama seluruh pihak.

"Persoalan stunting persoalan masa depan anak nan sehat, bebas stunting. Pemkot Solo sangat serius menurunkan nomor stunting," kata Teguh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkot Solo pun bergerak di beragam sisi, menggunakan pendekatan holistik nan menghubungkan tubuh, pikiran, emosi, serta lingkungan sosial dan spiritual. Pendekatan itu termasuk penerapan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTS) untuk mengurangi paparan asap rokok pada anak, hingga konsultasi pranikah nan diberi nama Sultanikah Capingan.

Melalui Sultanikah Capingan, Pemkot Solo mempersiapkan calon pengantin dalam membangun family dengan menanamkan nilai-nilai mengenai kegunaan keluarga, serta strategi membangun family nan berencana. Dari sana, diharapkan stunting dapat dilakukan sejak dari hulu.

Nantinya, pasangan calon pengantin bakal mendapatkan pengetahuan untuk mempersiapkan kehidupan berfamili dan ketahanan keluarga, mengikuti konseling dengan penyuluh Keluarga Berencana (KB), hingga kitab saku Sultanikah Capingan dan pendampingan bagi pasangan nan berisiko stunting sampai anak berumur dua tahun.

Seluruh pengetahuan dan pendampingan itu diberikan gratis, tanpa dipungut biaya. Calon pengantin diharapkan dapat mengatasi masalah nan kerap terjadi dalam pernikahan, seperti komunikasi nan buruk, bentrok keuangan, maupun perbedaan nilai dan tujuan.

Teguh menilai, diperlukan pendekatan nan komprehensif untuk menghindari stunting sejak dini, termasuk pendekatan ekonomi dan pola asuh, hingga pemanfaatan sumber daya alam di sekitar.

"Kita kudu mengintervensi semua penyebab akibat stunting. Bersama-sama, kita kudu memberikan edukasi kepada para remaja, calon pengantin, ibu mengandung dan seluruh keluarga," katanya.

Lebih jauh, ketika kelak pasangan telah menikah dan istri mengandung, maka calon ibu sebaiknya mempunyai pengetahuan tentang gizi. Bukan semata gizi bagi bayi, tetapi juga untuk calon ibu itu sendiri.

Stunting disebabkan oleh hal-hal nan saling terkoneksi, seperti kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, kurang akses ke bahan makanan bergizi nan membikin calon ibu menderita anemia, serta kurang akses mendapatkan air bersih dan sanitasi.

Dalam perihal ini, intervensi gizi dilakukan secara spesifik, mulai asupan gizi dan nutrisi bagi calon ibu, hingga pada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pemkot Solo sendiri menyasar golongan remaja, calon pengantin, ibu mengandung dan ibu menyusui, serta bayi di bawah lima tahun (balita), antara lain dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri.

Sementara bagi balita, ada baby cafe alias kafe bayi Bintangku nan merupakan inisiatif dari Forum Kesehatan Kelurahan Mojosongo. Di Bintangku, disediakan MPASI (Makanan Pendamping ASI) berstandar WHO dengan kandungan karbohodrat, sayuran, serta protein hewani dan nabati.

Lalu, ada pula spa bayi alias baby spa, nan disediakan cuma-cuma bagi bayi berisiko stunting di beberapa kelurahan. Pada program ini, bayi bakal menerima pijat dan terapi berenang nan diyakini mempunyai benefit bagi kesehatan bentuk dan nafsu makan.

Bagi ibu, baby cafe Bintangku juga menyediakan konsultasi kesehatan cuma-cuma nan diberikan oleh Puskesmas setempat. Adapun ibu mengandung dan ibu menyusui di Solo dapat mengikuti KP-ASI alias Kelompok Pendukung Ibu Menyusui nan mengadakan obrolan dengan pendampingan agar ibu dapat memberi ASI eksklusif dan MPASI sesuai standar.

Kemudian, Pemkot Solo juga menginisiasi Dapur Sehat (DASHAT) nan memberikan makanan bergizi selama tiga sampai empat bulan kepada ibu mengandung dan bayi di bawah usia dua tahun. Saat ini, DASHAT telah mendapatkan biaya hibah dari Uni Emirat Arab, dengan penyelenggaraan di sejumlah wilayah seperti Kelurahan Sumber, Banjarsari.

Teguh menegaskan, pengentasan stunting memerlukan peran banyak pihak. Dirinya mendorong agar seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam upaya menyelamatkan generasi penerus bangsa ini.

"Dalam percepatan penurunan stunting diperlukan komitmen semua, baik masyarakat, pemerintah, akademisi, pengusaha, tokoh kepercayaan dan banyak lagi. Peran kita sangat diharapkan dalam penurunan stunting di Kota Surakarta. Mari kita wujudkan Kota Surakarta bebas stunting di tahun 2024," ujar Teguh.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional