TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian alias Mentan, Andi Amran Sulaiman bakal menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam proyek Brigade Swasembada Pangan nan bakal dilaksanakan di 12 provinsi dan 85 kabupaten di seluruh Indonesia. Proyek ini menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan sasaran swasembada pangan 2028. Tidak hanya pada pertanian, Amran juga merespons rendahnya nilai daging sapi di Provinsi Lampung.
Brigade Swasembada Pangan
Lebih lanjut, Amran Sulaiman menyampaikan dalam mewujudkan swasembada pangan melalui dua cara, ialah intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi adalah penambahan luas tanam melalui optimasi IP, optimasi lahan, serta support sarana produksi pertanian, mulai dari benih, pestisida, ameliorant, perangkat dan mesin pertanian, petani dan penggarap sawah, teknologi IPHA.
Sementara itu, langkah ekstensifikasi adalah penambahan luas sawah melalui pencetakan sawah di wilayah jasa irigasi nan sudah terbangun serta di wilayah nan bakal dibangun jaringan irigasi. Ekstensifikasi ini juga dilakukan melalui support produksi pertanian seperti benih, pupuk, pestisida, ameliorant, perangkat dan mesin pertanian, petani dan penggarap sawah.
"Ini sasaran kita, ini sasaran kita, jadi jelas dan sasaran berikutnya adalah meningkatkan indeks pertanaman, tanam 1 kali menjadi 2 kali, 2 kali menjadi 3 kali. Ini bakal meningkatkan produksi sigap untuk sektor pangan, khususnya padi," kata Amran nan dikutip melalui Antara.
Optimalisasi Desa Wujudkan Swasembada Pangan
Swasembada pangan adalah program prioritas nasional dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan sasaran swasembada pangan 2028, seperti food estate dan brigade swasembada pangan nan terdiri dari intensifikasi dan ekstensifikasi. Salah satu strategi utama untuk mewujudkan swasembada pangan adalah dengan mengoptimalkan lahan pertanian desa.
Menggunakan teknologi modern dan pendampingan petani menjadi kunci untuk meningkatkan hasil pertanian nan lebih efisien. Selain itu, pagu anggaran untuk mewujudkan swasembada pangan ini telah ditambah untuk 2025. Pagu anggaran Kementerian Pertanian sebelumnya ditetapkan Rp29,37 triliun dan termasuk tambahan anggaran sebesar Rp21,47 triliun.
Anggaran sebesar itu nantinya bakal digunakan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung, optimasi lahan pertanian 350 ribu hektar di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan, menyiapkan bibit unggul 150 ribu ton.
Selanjutnya, program cetak sawah 750 ribu hektar di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan lainnya. Hingga penyediaan perangkat dan mesin pertanian pra panen sebanyak 1,14 juta unit dan pupuk bersubsidi 9,03 juta ton.
Harga Daging Sapi Minimum
Dalam menanggapi keluhan peternak sapi di Provinsi Lampung nan mengeluhkan rendahnya nilai daging sapi, Mentan mengatakan garis minimal nilai daging sapi adalah Rp 48 ribu-50 ribu per kilogram.
“Kita kudu support (peternak lokal) dengan ketentuan, jangan sampai harganya jatuh terlalu jauh. Kita kudu jaga keseimbangan nilai di konsumen dan nilai di produsen. Pesanku Rp 48 ribu-Rp 50 ribu itu garis minimal, jangan di bawah itu,” kata Amran nan dikutip dari siaran resmi, Sabtu, 16 November 2024.
Tidak hanya itu, Amran juga meminta kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) untuk mengamankan harga. Kemudian, lanjut Mentan, Ia bakal mengambil tindakan jika penurunan harga daging sapi disebabkan aktor-aktor tertentu nan merugikan peternak.
“Pak Dirjen PKH jangan keluarkan rekomendasi impor (daging) nan menghantam peternak Indonesia. Manakala nilai (jual) di bawah itu, bapak turun tangan cari siapa penanammodal nan melakukan operasi pasar nan semena-mena ke peternak kita,” sambungnya.