Uskup Agung Jakarta: Masyarakat Kita Masih Berbudaya Feodal

Sedang Trending 12 jam yang lalu

tim | CNN Indonesia

Rabu, 25 Des 2024 11:30 WIB

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menilai masyarakat Indonesia tetap memegang dan melestarikan budaya feodal. Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menilai masyarakat Indonesia tetap memegang dan melestarikan budaya feodal. Ilustrasi. (Gloria Safira Taylor).

Jakarta, CNN Indonesia --

Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menilai masyarakat Indonesia tetap memegang dan melestarikan budaya feodal.

Hal ini dia sampaikan ketika ditanyakan mengenai maraknya kasus korupsi di Indonesia nan terjadi belakangan ini dalam konvensi pers Natal 2024 Keuskupan Agung Jakarta di Gereja Katedral, Jakarta, Rabu (25/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita melihatnya secara konkret, saya kira korupsi itu suatu realitas nan sangat-sangat kompleks. Saya ambilkan satu contoh ya, soal budaya. Diingkari seperti apapun, masyarakat kita itu budayanya adalah budaya feodal. Enggak bisa disangkal. Salah satu contoh dalam kebudayaan tertentu, bahasa tertentu diciptakan untuk melestarikan feodalisme," ujar Suharyo.

Ia mengatakan ketika seorang hidup di dalam budaya feodal, maka orang bakal berpikir mengenai pamor dan kedudukan. Pasalnya, di dalam masyarakat feodal nan paling dicari adalah kedudukan, status sosial hingga gengsi.

Karenanya, dia menganggap jika orientasi hidup seperti ini, maka tanpa disadari segala macam langkah bakal dicari untuk mencapai nan tujuannya tersebut.

"Entah itu kekuasaan, entah itu namanya gengsi, dan itu semua butuh uang. Jadilah korupsi," kata dia.

Suharyo mengatakan korupsi merupakan suatu realitas nan sangat kompleks dalam kehidupan. Baginya, korupsi dapat terjadi lantaran jati diri manusia telah diingkari. Ia pun berambisi gereja jangan pernah sampai terjadi korupsi.

"Jika di masyarakat tersebar kecenderungan untuk korupsi, menggunakan kedudukan untuk macam-macam kepentingan, di dalam gereja perihal seperti itu jangan pernah terjadi," ujarnya.

(rzr/sfr)

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional