Viral Civitas UNM Dorong Mahasiswa yang Tanya Kewajiban Beli Almamater

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

CNN Indonesia

Kamis, 11 Jul 2024 02:55 WIB

Viral di medsos seorang civitas akademik UNM sorong mahasiswa nan protes tanggungjawab beli almamater seharga Rp250 ribu. Ilustrasi. Foto: Tero/Vesalainen/Pixabay

Jakarta, CNN Indonesia --

Viral video seorang civitas akademik Universitas Negeri Makassar (UNM) mendorong mahasiswa nan tengah mempertanyakan kebijakan kampus, nan mewajibkan seluruh mahasiswa baru membeli perlengkapan jas almamater seharga Rp 250 ribu untuk mendapatkan nomor induk mahasiswa (NIM).

"Kalau kenaikan itu, tetap sebenarnya Rp 175 ribu untuk almamaternya, tetapi Rp 75 ribu itu, nilai dasi. Jadi Rp 250 ribu," kata Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM, Faisal Basri, Rabu (10/7).

Dalam video tersebut, memperlihatkan mahasiswa mempertanyakan kenaikan nilai kelengkapan almamater itu didorong oleh oknum pengajar saat terjadi cekcok. Kemudian salah satu pengajar memeriksa kartu mahasiswa itu, apakah memang mahasiswa UNM alias bukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Yang mendorong) Sejauh saya tahu itu, civitas akademik. Ada civitas akademik, ada rektorat sejauh nan saya lihat. (Didorong) Mahasiswa di FIP dari bidang PGSD," tuturnya.

Tak hanya itu, para pengajar juga menuding para mahasiswa nan datang ke rektorat UNM saat mempertanyakan mengenai kenaikan nilai kelengkapan almamater tersebut adalah calo.

"Kami agak menyayangkan itu, tiba-tiba langsung melakukan tuduhan bahwasanya kawan kami itu dituduh sebagai calo, padahal kami datang jelas mengenai rumor itu," ungkapnya.

Faisal menerangkan bahwa aliansi mahasiswa UNM sudah meminta ke pihak rektorat untuk berjumpa membahas mengenai sejumlah persoalan biaya kuliah nan dianggap memberatkan bagi para mahasiswa baru, termasuk pembelian perlengkapan almamater dan penerapan UKT jalur mandiri.

"Karena rektorat tidak bisa ditemui di ruangnya, kami menemui beliau dan rektorat lainnya. Saat kawan teman bertanya dan mungkin kawan teman nan lain juga memandang bahwasanya kawan teman mahasiswa nan berjamu di situ bertanya dengan baik dengan sopan bakal tetapi respon dari rektorat melakukan seperti itu (didorong)," ungkapnya.

Faisal menuturkan bahwa pihak mahasiswa hanya mau meminta kejelasan mengenai izin pembelian perlengkapan jas almamater dan isu-isu lainnya. Namun, mendapatkan perlakuan nan tidak layak dari pihak rektorat.

"Kemarin ada SK baru, tetapi nan jadi permasalahannya disini maba (mahasiswa baru) diwajibkan memberi almamater dan kuitansi tersebut dijadikan (sebagai) salah satu syarat untuk registrasi dari UNM. Tapi, tidak semua mana itu bisa membeli almamater. Maba nan lain hanya punya almamater dari kakaknya alias dari seniornya, lantaran itu mereka tidak registrasi alias stempel NIM," pungkasnya.

Sementara itu, pihak rektorat maupun humas UNM dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut hingga saat ini belum memberikan keterangan resminya.

(mir/dna)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional