Viral Siswa SMP Deli Sedang Meninggal Usai Dihukum Squat Jump 100 Kali

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Deli Serdang, Sumatera Utara Rindu Syahputra Sinaga meninggal, Kamis (26/9). Rindu

Bsepekan usai norma loncat jongkok alias squat jump oleh gurunya.

Keluarga berambisi kasus ini diusut kepolisian meski family enggan dilakukan autopsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini viral di media sosial nan menampilkan kolase foto jenazah korban.

"Rindu Syahputra Sinaga meninggal bumi pasca dihukum squat jump 100 kali oleh oknum pembimbing honor kepercayaan SMP 1 STM Hilir dikarenakan tidak mengerjakan tugas sekolah," demikian narasi unggahan itu seperti dilansir dari Detiksumut, Sabtu (28/9).

Ibu korban, Yuliana Padang mengatakan anaknya meninggal sepekan usai dihukum squat jump oleh gurunya.

Ia mengatakan korban dihukum pada Kamis (19/9) pekan lalu. Usai dihukum dan pulang, korban mengeluhkan kakinya sakit. Esoknya, korban demam.

"Hari Sabtu dia nggak sekolah lagi lantaran kesakitan," kata Yuliana, Jumat (27/9) usai pemakaman.

Yuliana lantas membawa Rindu ke klinik. Pasalnya, tak hanya demam, kaki korban saat itu juga bengkak.

Meski sudah dibawa ke klinik, kondisi Rindu tak kunjung membaik dan belum bisa sekolah.

Selasa (24/9), Yuliana mendatangi sekolah anaknya. Selain untuk meminta izin, dia juga memberitahukan kondisi anaknya pada pihak sekolah nan menurutnya semakin parah.

Yuliana lantas membawa anaknya kembali ke klinik terdekat namun pihak klinik merujuk korban ke RSU Sembiring Deli Tua, Rabu (25/9). Dua hari setelahnya, Kamis (26/9) pagi, Rindu dinyatakan meninggal dunia.

"Hari Rabu anak saya drop, saya bawa ke klinik lagi. Klinik merujuk ke RS Sembiring, hari Kamis pagi separuh 7 kurang, anak saya sudah tidak ada lagi, meninggal dunia," ujarnya.

Yuliana mengatakan anaknya mengaku dihukum squat jump 100 kali lantaran tidak dapat menghapal materi nan diberikan.

Yuliana juga menyebut sang anak sempat meminta agar pembimbing kepercayaan nan menghukumnya dipenjara agar tidak terjadi perihal nan serupa terhadap siswa lan. Namun, kata Yuliana, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah mengenai kematian anaknya tersebut.

Yuliana juga mengaku sudah ke instansi polisi untuk membikin laporan mengenai kematian anaknya. Namun pihak kepolisian menurutnya meminta autopsi dulu.

Ia mengaku keberatan dan tak tega jika jasad anaknya kudu diautopsi. Ia kemudian urung membikin laporan tersebut.

Meski begitu dia berhara kasus ini diusut secara norma agar jangan terulang.

"Ke depannya tak terjadi seperti ini lagi, cukuplah anak saya," ujarnya.

Polisi selidiki

Sementara itu Kepala Satuan Reserse dan Kriminial Polresta Deli Serdang Komisaris Rizki Akbar membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan saat ini pihaknya juga tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Betul, saat ini kami tetap lakukan penyelidikan," kata Rizki saat dikonfirmasi.

Namun menurut Rizki, belum ada laporan dari pihak family atas kejadian tersebut.

"Belum ada (laporan)," ujarnya.

Baca buletin lengkapnya di sini.

(sur/sur)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya
Sumber cnnindonesia.com nasional
cnnindonesia.com nasional