TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan bakal konsentrasi ke beberapa komoditas selain beras untuk mewujudkan swasembada pangan, di antaranya adalah jagung, tebu, dan lain sebagainya.
Menurut Menteri Perdagangan 2022-2024 itu, program tersebut tidak boleh ada tawar-menawar dan kudu terealisasi pada tahun 2028. “Soal swasembada pangan, bukan beras tapi pangan. Artinya, jika pangan itu ada beras, ada jagung, ada tebu, dan lain-lain. Ini menjadi program nan sangat strategis,” katanya saat ditemui usai melantik pejabat tinggi pratama Kemenko Pangan di Ballroom Graha Mandiri, Senin, 11 November 2024.
Menteri nan kerap disapa Zulhas ini mengatakan telah melakukan rapat koordinasi berbareng beberapa kementerian untuk program tersebut, di antaranya dengan Menteri Kehutanan dan Menteri Pertanian dalam membahas rencana cetak sawah baru.
Ketua Partai PAN ini juga membeberkan bahwa dalam waktu dekat bakal berangkat ke Merauke untuk memandang pembukaan sawah baru dan juga optimasi sawah nan sudah beraksi di wilayah tersebut. Ia juga berambisi persoalan pupuk dapat mendukung produksi beras dari sawah. Karena itu, dia menekankan agar pengedaran pupuk bisa datang tepat waktu.
“Mudah-mudahan perintah Bapak Presiden Prabowo, 2028 kita bakal swasembada pangan. Paling kurang beras, jagung, gula menuju. Bisa kita capai dengan support semua pihak,” katanya.
Sebelumnya, Zulhas menyatakan pemerintah sudah mempunyai garis besar strategi untuk mencapai swasembada pangan tersebut. Salah satunya, mengembangkan pertanian dan tanaman pangan di luar Pulau Jawa, seperti Papua. Ia berujar, mengandalkan Pulau Jawa untuk ketahanan pangan sudah tidak mungkin dilakukan lantaran persoalan keterbatasan lahan.
"Oleh lantaran itu, memang masa depan untuk menanam padi, gula (tebu), dan jagung, itu ada di Papua," kata Zulhas. "Sekarang kita lagi coba kembangkan garis besarnya di Merauke."
Namun ke depan, Zulhas menambahkan, pemerintah bakal membikin klaster pengembangan komoditas pangan. Klaster-klaster ini bakal dibagi berasas kecocokan wilayah dengan tanaman nan bisa dikembangkan.
"Sulawesi cocoknya apa, misalnya cengkeh dan cokelat, maka di situ menjadi unggulan," ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu. Artinya, kata Zulhas, pengembangan pangan untuk mewujudkan swasembada pangan di Indonesia tidak bakal lagi digantungkan pada komoditas beras.
Riri Rahayu berkontribusi dalam tulisan ini